Ada Kabar Buruk, BMKG Minta Semua Warga Indonesia Harus Waspada pada 4-7 Juni 2025, Ini Wilayahnya
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan kabar buruk yang akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada 4-7 Juni 2025.
Kabar buruk itu berupa gelombang tinggi yang harus diantisipasi pelaku aktivitas pelayaran kapal di sejumlah wilayah perairan Indonesia.
Direktur Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu, mengatakan kondisi atmosfer dan pola angin yang terbentuk di wilayah perairan Indonesia memicu peningkatan tinggi gelombang yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran.
“Pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 6–30 knot, sedangkan di selatan Indonesia bergerak dari timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 6–25 knot,” ujar dia dalam keterangannya, Rabu (4/6/2025).
BMKG mendeteksi kecepatan angin tertinggi tercatat di Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan Samudra Pasifik utara Maluku, yang berpotensi memicu gelombang dengan ketinggian antara 1,25–2,5 meter di sejumlah wilayah perairan.
Wilayah yang berpeluang mengalami gelombang setinggi 1,25–2,5 meter antara lain Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Laut Banda, Laut Arafuru, serta Samudra Pasifik utara Papua, Papua Barat, dan Maluku.
Sementara itu gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5–4,0 meter diperkirakan terjadi di Samudra Hindia barat Bengkulu dan Lampung, serta perairan selatan Banten, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas laut untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi tersebut.
"Nelayan dan operator moda transportasi laut, seperti perahu nelayan, kapal tongkang, dan kapal feri diminta berhati-hati terhadap kecepatan angin dan tinggi gelombang," kata Eko Prasetyo.
Selain itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang, hingga lebat, yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Rabu.
Prakirawan Satriana Roguna menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang dari pesisir barat Sumatera Barat hingga Samudra Hindia Barat Daya Sumatera Barat, Laut Banda, Papua Tengah hingga Papua Pegunungan, Papua Barat, hingga Teluk Cendrawasih dan Laut Arafuru.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi.
Load more