Tangis Ibu di Makassar, Anaknya Kelas 6 SD Meninggal Diduga Dianiaya Teman Sekelasnya, Ada Bekas Luka Sundutan Rokok dan...
- Tangkapan layar tvOne
Jakarta, tvOnenews.com - Seorang bocah berinisial MRA (15) di Makassar meninggal dunia diduga akibat mengalami penganiayaan oleh teman sekelasnya yang sama-sama duduk di bangku kelas 6 SD.
Berdasarkan pemeriksaan polisi, ditemukan sejumlah luka lebam di tubuh bocah asal Makassar itu.
Jatanras Polrestabes Makassar AKP Hamka mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerima laporan dari pihak keluarga dan akan menindaklanjutinya.
- Tangkapan layar tvOne
"Apakah laporan itu, informasi yang disampaikan itu berdasarkan fakta, itu adalah tugas kami nanti untuk menyelidiki kesesuaian dengan fakta di lapangan," kata Hamka, dikutip Selasa (3/6/2025).
Ia mengatakan, saat ini sedang dilakukan pemeriksaan forensik terkait kasus dugaan penganiyaan itu.
Adapun untuk jasad MRA sudah dibawa ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan autopsi lebih lanjut.
Sementara itu, sang ibu bernama Katrina tak mampu berkata-kata mengenang anaknya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD tersebut.
Ia menjelaskan, MRA adalah anaknya yang ketiga. Ia sangat terkejut karena anak yang ia sayangi tiba-tiba meninggal karena dugaan penganiayaan.
Selama ini, MRA adalah sosok yang tertutup sehingga tak pernah bercerita kepada orang tuanya tentang kehidupan sekolah.
"Enggak pernah dia cerita. Dia tertutup sekali orangnya," kata Katrina sambal menahan tangis, diwawancarai dalam program Kabar Utama Pagi tvOne, Selasa (3/6/2025).
Katrina mengungkapkan ada sejumlah luka di tubuh anaknya, termasuk lebam akibat sundutan rokok.
Sampai saat ini pihak keluarga masih belum mengetahui sosok yang melakukan penganiayaan terhadap anaknya.
Namun, berdasarkan informasi sementara yang ia dapatkan diduga ada tiga orang teman sekelasnya yang melakukan aksi keji tersebut.
"Teman sekolah katanya. Saya enggak tahu di mana orangnya ini. Katanya teman sekolah," ujar perempuan berhijab itu.
Sebelum meninggal dunia, MRA sempat dirawat di tiga rumah sakit berbeda.
Meski demikian, upaya pengobatan tersebut gagal. Bocah 15 tahun itu harus kehilangan nyawanya karena diduga dianiaya temannya sendiri. (iwh)
Load more