Curhatan Warga Usai Polda Metro Sikat Anggota GRIB Jaya di Lahan BMKG: Ini Nggak Gratis Bang!
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Usai Polda Metro Jaya sikat anggota GRIB Jaya yang diduga menduduki lahan BMKG di Pondok Betung, Tangsel. Kini, mencuat curhatan warga di media massa hingga media sosial.
Warga di sekitaran lahan milik BMKG mengaku merasa lega usai adanya penertiban. Bahkan, mereka merasa lebih aman usai ormas yang menguasai lahan tersebut ditertibkan.
"Lega, mendingan. Iya lebih merasa aman," ungkap seorang warga, Salma (35), di sekitar lahan milik BMKG tersebut, pada Kamis (29/5/2025).
Tak hanya itu saja, Salma juga menyampaikan, bahwa warga sudah mengetahui bahwa lahan tersebut milik BMKG. Bahkan, kata dia, lahan itu dulunya merupakan tanah kosong.
"Tahu, tahu semua (lahan milik BMKG) kan dari dulu ini ada orang, dulu mah itu jualan di situ semua, belum di beton. Tanah kosong aja, dulu ya," bebernya.
Salma yang berjualan di depan lahan tersebut, juga mengaku tidak pernah ada pemalakan dari para anggota ormas.
Namun, dia mengaku, dirinya pernah mendengar pedagang yang ada di samping lahan BMKG itu sesekali dipalak.
"Kalau sini nggak berani (malak), paling beli. Kalau minta aku bilang 'ini nggak gratis bang'. Bukan wilayah dia kan. Ntar kalau dikasih terus-terusan," ungkapnya.
Kemudian, warga yang lain, bernama Rahmat (38) menceritakan, bahwa dirinya mengetahui lahan tersebut milik BMKG. Namun warga kebanyakan diam karena takut terjadi konflik.
"Ya tahu, tapi karena itu. Ya situ kan lihat, jadikan kita ini ya orang sini bingung juga. Bingung, takut gimana-gimana," ucapnya.
Kegiatan ormas tersebut, kata Rahmat, juga tidak mengganggu warga sekitar. Hal itu membuat warga membiarkan kegiatan ormas tersebut.
"Nggak (menganggu). Ya mereka di sana aja," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, para pedagang di lahan tersebut yang merasa dirugikan oleh GRIB Jaya satu per satu bermunculan. Mulai dari penjual kambing kurban hingga seafood.
Kebanyakan dari mereka sebelumnya tidak mengetahui kalau lahan yang mereka sewa ini sebetulnya punya BMKG, bukan ahli waris seperti yang dijanjikan GRIB Jaya.
Ina Wahyuningsih, penjual kambing kurban di lapak tersebut mengatakan kalau GRIB Jaya mengaku dapat mandat dari ahli waris dan akan berkoordinasi dengan instansi setempat.
Kondisi ini juga diamini oleh penjual makanan seafood sehingga mereka merasa aman ketika sudah membayar sewa tempat sampai puluhan juta.
Tidak tanggung-tanggung, biasanya Ina yang berjualan kambing kurban hanya dua bulan saja membayar Rp10 juta kini dimintai Rp25 juta dan akhirnya deal di angka Rp22 juta.
“Pertama mereka minta 25 juta, kita nego, 20 juta tapi nggak dapat, akhirnya ambil di tengahnya jadinya 22 juta,“ ungkapnya.
“Akhirnya negosiasi sama ormas tersebut, saya bayar, saya bisa berjualan,“ sambung Ina.
Lain halnya dengan Darmaji, penjual makanan seafood di lahan milik BMKG. Sejak Januari 2025, total lebih dari Rp17 juta dia setorkan kepada Yani Tuanaya, Ketum GRIB Jaya Tangsel.
Darmaji bahkan telah menghabiskan dana sampai Rp70 juta untuk mendirikan bangunan rumah makan seafood di tempat itu. Kini, ia harus rela pergi dari lahan milik BMKG tersebut. (aag)
“Semua saya serahkan, karena mereka bilang akan berkoordinasi sama sekitar, sama RT RW dan lain-lain,“ kata Ina dikutip dari YouTube tvOnenews.
Lebih mengagetkan lagi, Ina Wahyuningsih mengungkapkan kalau biasanya dia hanya bayar sewa Rp10 juta saja, namun kali ini GRIB Jaya menaikkan biayanya. (aag)
Load more