Menikah Tapi Tak Hentikan Karier, Ini Komitmen Tegas Megawati Hangestri Jaga Mimpi di Lapangan Voli
- tvOnenews.com/Gigih Wahyuningsih
Jakarta, tvOnenews.com – Nama Megawati Hangestri Pertiwi kini tidak hanya identik dengan prestasi di lapangan voli, tetapi juga dengan prinsip dan integritas dalam menjalani kehidupan pribadi dan karier.
Atlet voli putri yang baru saja dinobatkan sebagai Pemain Voli Terbaik Dunia 2025 versi Volley Box ini menegaskan bahwa pernikahan yang akan ia jalani tidak akan menjadi akhir dari perjalanan profesionalnya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Deddy Corbuzier di podcast Close The Door, Megawati secara terbuka membagikan pandangannya tentang kehidupan rumah tangga yang akan ia bangun bersama pasangannya yang juga berasal dari dunia olahraga.
Megawati menegaskan bahwa dirinya akan tetap bermain voli meski sudah menikah, dan belum berencana memiliki anak dalam waktu dekat.
“Saat ini masih fokus main. Setelah nikah tetap berkarier dulu. Kalau nanti dikasih anak, ya alhamdulillah, tapi sekarang belum,” ujarnya dalam podcast tersebut.
Sikap Megawati ini menjadi cermin dari perempuan atlet Indonesia yang berani menentukan arah hidupnya sendiri, tanpa tunduk pada tekanan sosial yang kerap membebani perempuan setelah menikah. Ia memilih untuk tetap berkontribusi melalui olahraga, sambil tetap membangun kehidupan pribadi secara seimbang.
Perjalanan cintanya berawal dari interaksi yang lahir di dunia olahraga. Megawati menjalin hubungan dengan seorang atlet selam yang kini menjadi calon suaminya. Bagi Megawati, memiliki pasangan yang juga atlet adalah nilai tambah karena keduanya saling memahami ritme kerja keras dan tekanan mental dalam dunia kompetisi. Dalam momen penuh kejujuran, ia mengakui bahwa calon suaminya kerap menjadi cermin yang menguatkan dan menantangnya untuk tetap tangguh saat ia ingin menyerah.
“Dia pernah tantang aku waktu aku bilang mau pulang. Dia bilang, ‘Kalau kamu mau pulang, bilang ke atasanmu. Tapi kalau tetap di sini, hadapi.’ Dari situ aku belajar kontrol diri,” ungkap Megawati.
Bagi publik, Megawati mungkin terlihat sempurna di lapangan. Namun di balik itu, ia menghadapi luka fisik dan tekanan batin yang tidak sedikit. Cedera robek otot betis sepanjang 22 sentimeter tidak menghentikannya tampil di final Proliga. Bahkan, ia secara terbuka meminta agar gajinya dikurangi karena merasa tidak tampil maksimal. Tindakan ini memperlihatkan sikap profesional dan idealismenya yang jarang ditemui di dunia olahraga profesional.
Di tengah pujian, Megawati tak luput dari kritik. Setelah kembali dari Korea Selatan, ia menerima banyak komentar negatif dari netizen, mulai dari kritik permainan hingga komentar yang menyasar keluarganya. Namun alih-alih membalas, Megawati memilih menutup diri dan menghadapi tekanan itu seorang diri.
“Orang lihat hasil, tapi gak tahu latihannya seperti apa. Latihan lebih berat dari pertandingan. Sering aku latihan sambil nangis,” katanya.
Kini di usia 25 tahun, Megawati berada di persimpangan antara ekspektasi publik, tuntutan profesional, dan rencana pribadi. Namun ia telah memilih jalannya dengan matang. Menikah bukan akhir karier. Ia percaya bahwa menjadi istri dan menjadi atlet bukan dua hal yang harus saling meniadakan. Sebaliknya, keduanya bisa berjalan berdampingan dengan kehendak, dukungan, dan komitmen yang tepat.
Dalam era di mana perempuan sering kali didesak untuk mengorbankan mimpinya demi peran domestik, Megawati justru tampil sebagai contoh bahwa perempuan bisa memiliki keduanya: keluarga dan karier. Ia tidak hanya bermain untuk menang, tetapi juga untuk memberi makna lebih dalam kepada profesinya sebagai atlet dan peran barunya sebagai istri kelak. (nsp)
Load more