Kasus Covid-19 Terus Melonjak di Singapura dan Hong Kong, Subvarian LF.7 dan NB.1.8 Lebih Cepat Menular
- (ANTARA/Istimewa)
tvOnenews.com - Kasus Covid-19 kembali meningkat di kawasan Asia, terutama di Singapura dan Hong Kong.
Dua subvarian LF.7 dan NB.1.8 muncul sebagai strain dominan di balik lonjakan Covid-19 terbaru tersebut.
Keduanya merupakan turunan dari varian JN.1 yang sangat mudah menular, yang merupakan subgaris keturunan dari Omicron, varian yang mengubah lanskap pandemi pada akhir tahun 2021.
Apa yang membedakan LF.7 dan NB.1.8 dari varian Covid-19 sebelumnya?
- ANTARA
Pelarian Kekebalan Berkembang
Melansir dari news18.com, tidak seperti varian sebelumnya seperti Alpha, Delta, atau Omicron awal BA.1, subvarian LF.7 dan NB.1.8 memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakannya yang secara signifikan meningkatkan kemampuannya untuk menghindari sistem imun.
Menurut WHO, mutasi ini mengubah lokasi utama pada protein lonjakan—bagian virus yang mengikat sel manusia dan merupakan target utama antibodi yang dihasilkan oleh vaksin atau infeksi sebelumnya.
Berarti LF.7 dan NB.1.8 dapat melewati kekebalan yang diperoleh baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga meningkatkan kemungkinan infeksi ulang dan infeksi terobosan.
WHO mencatat bahwa penghindaran kekebalan tersebut memungkinkan subvarian ini menyebar lebih mudah dalam populasi, bahkan mereka yang memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang tinggi atau paparan Covid-19 sebelumnya.
WHO menekankan pentingnya dosis penguat dan vaksin yang diperbarui untuk mempertahankan kekebalan yang efektif terhadap subvarian yang berkembang ini.
Transmisibilitas Lebih Tinggi
Subvarian LF.7 dan NB.1.8 memiliki peningkatan penularan lebih tinggi dibandingkan dengan varian COVID-19 sebelumnya.
Subvarian ini, keduanya merupakan turunan dari garis keturunan JN.1, telah diidentifikasi sebagai pendorong utama lonjakan COVID-19 baru-baru ini di Singapura dan Hong Kong.
Di Singapura, LF.7 dan NB.1.8 bersama-sama mencakup lebih dari dua pertiga kasus yang berkontribusi terhadap peningkatan infeksi sebesar 28% pada tanggal 3 Mei 2025.
Sementara, di Hong Kong angka positif meningkat dari 6,21% menjadi 13,66% selama periode empat minggu.
Penyebarannya yang cepat menunjukkan bahwa varian ini lebih mudah menular dibandingkan pendahulunya, termasuk JN.1, yang mendominasi pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.
Akan tetapi, belum ada konfirmasi dari pihak berwenang mengenai penularannya.
Gejala Ringan Namun Meluas
Meskipun varian ini belum menunjukkan peningkatan keparahan penyakit, gejalanya sebagian besar tetap konsisten dengan sub-garis keturunan Omicron lainnya — sakit tenggorokan, kelelahan, batuk ringan, dan demam.
Namun, kemampuan mereka untuk menginfeksi banyak orang dengan cepat menjadi perhatian bagi sistem kesehatan masyarakat yang sudah menangani penyakit musiman.
Perlindungan Vaksin Terbatas
Meskipun vaksin — khususnya dosis penguat yang menargetkan Omicron — terus memberikan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian, data awal menunjukkan bahwa LF.7 dan NB.1.8 dapat mengurangi sebagian kemanjuran vaksin yang ada.
Hal ini dapat mendorong respons vaksin yang diperbarui dalam beberapa bulan mendatang. (muu)
Load more