Tujuh Juru Parkir Liar di Pasar Senen Ditangkap, Tagih Uang Tambahan hingga Rp5 Ribu Diluar Sistem Parkir Resmi, Terancam 9 Tahun Penjara
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Tim Unit III Resmob Polres Metro Jakarta Pusat meringkus tujuh juru parkir liar dalam Operasi Berantas Jaya 2025 di Pasar Senen Blok 3, Jakarta Pusat, pada Jumat (16/5/2025).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan bahwa tujuh pria tersebut berinisial D (46), EA (35), SS (51), M (42), MA (40), KW (48) dan AA (46).
“Penindakan ini merupakan bagian dari Operasi Berantas Jaya 2025 sebagai langkah tegas Kepolisian dalam memberantas aksi premanisme dan pungutan liar yang meresahkan warga,” kata Susatyo, kepada wartawan, pada Sabtu (17/5/2025).
Susatyo mengungkapkan bahwa pungutan liar berkedok parkir liar merupakan bentuk pemerasan yang tidak bisa ditoleransi.
“Premanisme di ruang publik seperti ini harus diberantas. Pengunjung pasar sudah membayar parkir resmi, tapi tetap dimintai bayaran lagi oleh oknum tak bertanggung jawab,” terang Susatyo.
Pada kesempatan yang sama, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus menyebut modus para pelaku, yakni memungut uang parkir tambahan dari para pengunjung.
“Mereka memungut uang parkir tambahan sebesar Rp2.000 hingga Rp5.000 dari pengunjung pasar meski lokasi tersebut sudah memiliki sistem parkir resmi,” jelas Firdaus.
Dari para pelaku, pihak kepolisian berhasil menyita barang bukti uang tunai sebesar Rp950.000.
“Mereka langsung kami proses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Para pelaku dan barang bukti sudah diamankan di Mapolrestro Jakarta Pusat dan masih dalam proses pemeriksaan dan pendataan barang bukti,” jelasnya.
Atas perbuatannya tersebut, pelaku terancam Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan dengan ancaman hukuman penjara maksimal 9 tahun.
Selain itu, para pelaku juga melanggar Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Saber Pungli.
“Ini bagian dari komitmen kami dalam Operasi Berantas Jaya 2025. Kami ingin menciptakan ruang publik yang aman dan bersih dari premanisme,” tutur Firdaus. (ars/nsi)
Load more