Jusuf Kalla Berduka Tahu Kabar Paus Fransiskus Wafat: Beliau Inginkan Perdamaian Dunia
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Wapres ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan duka mendalam atas wafatnya pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus.
"Yang pertama, saya ingin sampaikan duka cita atas berpulangnya Paus Fransiskus. Beliau orang yang sangat mendapatkan atau menginginkan perdamaian. Setiap pidatonya itu selalu yang selalu dikemukakan tentang etika atau harapan perdamaian dunia ini," ujar JK dalam keterangan videonya, Selasa (22/4/2025).
JK juga mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus di Vatikan beberapa tahun lalu.
Sementara itu, ketika Paus Fransiskus datang ke Indonesia pada September 2024 lalu, JK ingat mendiang selalu menekankan bahwa toleransi harus dijalankan bersama-sama.
"Dan juga kemanusiaan yang harus didahulukan. Dan itu dalam sejarah hidupnya, Paus itu berbicara tentang perdamaian dan juga peranan demokrasi yang baik di setiap negara," terang JK.
JK kembali menekankan duka cita atas kepergian Paus Fransiskus.
"Sekali lagi, kami atas nama Dewan Masjid Indonesia menyampaikan turut duka cita," tuturnya.
Diketahui, Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun setelah menjabat sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik sejak Maret 2013.
Paus Fransiskus wafat setelah mengalami sakit berkepanjangan.
Sri Paus wafat di kediamannya pada 7:35 pagi waktu Vatikan, demikian menurut Kardinal Kevin Farrell, dilaporkan Vatican News.
Pada awal Februari 2025, Sri Paus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari.
Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada 18 Februari, Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral.
Paus Fransiskus akhirnya pulang ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.
Masa kepemimpinannya dikenang luas karena membawa pendekatan yang humanis dan inklusif, serta keberaniannya dalam mendorong reformasi di tubuh gereja.
Sementara itu, pada April 2024, Paus Fransiskus dilaporkan menyetujui pembaruan pada buku liturgi untuk prosesi pemakaman kepausan yang akan memandu Misa pengebumian Paus.
Ia juga disebut menginstruksikan supaya prosesi pemakaman bagi dirinya disederhanakan.
Semasa hidupnya, Paus Fransiskus merupakan salah satu tokoh yang sangat vokal menyuarakan dukungannya kepada Palestina.
Ia dilaporkan terus mempertahankan komunikasi harian dengan Gereja Keluarga Kudus di Gaza yang menampung ratusan pengungsi Palestina di tengah rundungan agresi Israel.
Bahkan, dalam pernyataan berkat Urbi et Orbi terakhirnya di hadapan jemaat Katolik pada Minggu Paskah (20/4), Paus terus teringat pada situasi genting di Gaza.
Kala itu, ia menyampaikan bahwa Tanah Suci masih “dinodai oleh konflik” dan menjadi lokasi “terjadinya kekerasan tak berujung”.
Sri Paus merasa amat prihatin terhadap warga Palestina di Gaza dan masyarakat Kristen di wilayah tersebut yang menderita akibat agresi Israel.
Paus Fransiskus juga menyerukan supaya “gencatan senjata segera terwujud di Jalur Gaza, semua sandera dibebaskan ... dan bantuan kemanusiaan bisa masuk.”(lkf)
Load more