Presiden Prabowo Gagas Program Apotek Desa, Ikatan Apoteker Indonesia Langsung Acungi Jempol
- Istimewa
‘’Dari 80.000 desa yang ada di Indonesia, saya rasa tidak dapat sekaligus dipaksakan semua memiliki apotek desa. Harus dilakukan studi kelayakan, desa mana yang sudah mampu memiliki apotek desa dan desa mana yang belum waktunya,’’ tuturnya.
‘’Selain memberikan support berupa SDM, Hisfarma juga siap memberikan dukungan berupa studi kelayakan penyelenggaraan apotek desa, bagaimana manajemen sistem keuangan, pengelolaan barang dan pelayanan farmasi klinik di Apotek Desa,’’ tutur apt Surya Wahyudi yang sempat bekerjasama dengan sejumlah BUMDes di Indonesia.
Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Wakil Sekjen Dr apt Yusransyah dan apt Dra Tresnawati, serta Kepala Badiklat apt Totok Sudjianto ini juga menyoroti ketersediaan apoteker yang mau bekerja di desa.
Menurut apt Noffendri, ia yakin apoteker akan bersedia ditempatkan didesa asalkan dijamin kesejahteraan dan keamanannya.
‘’Keberadaan apoteker sangat dibutuhkan hingga ke tingkat desa, karena sesuai Permenkes No. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, disebutkan, apoteker dapat berperan meningkrak pencapaiakn cakupan dengan melakukan home care/farmasi klinik,’’ katanya.
Dalam kesempatan itu Ikatan Apoteker Indonesia mengusulkan beberapa hal, agar program Apotek Desa/Kelurahan ini dapat berjalan optimal dan terpenuhi kebutuhan apotekernya.
1. Pemerintah dapat menjalankan program apoteker desa melalui Tugas Khusus Apoteker bagi fresh graduate. IAI bersama APTFI akan memainkan peran dengan mendorong fresh graduate bersedia bekerja di desa.
2. Formasi PPPK?CPNS langsung menggunakan lokus nama desa yang dituju, bukan nama kecamatan, sehingga saat mendaftar sebagai PPPK/CPNS apoteker sudah memahami lebih detil mengenai calon tempat tugasnya.
3. Program Dagusibu menjadi pendekatan penguatan farmasi klinis sesuai permenkes. Ini merupakan dukungan IAI bagi pemerintah sebagai mitra.
4. Integrasi Layanan Primer (ILP) akan menjadi alat bantu bagi program Apotek Desa/Kelurahan agar layanan tidak lagi terpusat di kecamatan.
5. Apotek Desa sebaiknya berkolaborasi dengan Puskesmas Pembantu (Pustu), dengan penambahan tenaga apoteker selain bidan dan perawat.
6. BPJS bersedia membuat MoU dengan Pustu/Apotek Desa dan tidak hanya dengan Puskesmas.
7. Untuk memberikan dukungan pada pengadaan obat murah, PP IAI mendorong dimulainya lagi Program Obat Serbu (Serba Seribu) yang pernah dilaksanakan oleh Indofarma, agar obat murah dengan kualitas tinggi dapat tersedia. (lkf)
Load more