Polisi Dalami Motif Mobil Lawan Arah Adu Banteng dengan Bus Bonek di Tol Pekalongan, Sopir Bakal Dicek Darah
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Polisi masih mendalami motif pria berinisial FR yang mengendarai mobil BR-V lawan arah hingga mengakibatkan bertabrakan dengan bus rombongan suporter Persebaya atau bonek di Tol Bojong, Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (12/4).
“Intinya bahwa sampai sekarang kami belum bisa mengetahui motif kenapa kok (pengemudi mobil) bisa melakukan tindakan seperti itu. Karena pelakunya sendiri masih kondisi kritis,” kata Kasat Lantas Polres Pekalongan, AKP Rony Hidayat kepada wartawan.
Kemudian, Rony menyebutkan bahwa saat peristiwa tersebut, sopir mobil berkendara dengan kecepatan tinggi dan lawan arah hingga 13 kilometer.
Atas peristiwa itu, pihak kepolisian tengah berkoordinasi dengan rumah sakit untuk dilakukan pengecekan darah terhadap sopir FR.
Hal itu untuk mengetahui apakah yang bersangkutan berkendara dalam penggunaan psikotropika atau tidak.
“Ini pokok ya dia (BR-V) hajar terus sampai 13 kilo. Dia nekat kecepatan kenceng banget itu. Ini kami konfirmasi ke rumah sakit untuk minta dia (sopir BR-V) itu terkena mengonsumsi psikotropika atau enggak,” jelas Rony.
Untuk diketahui, AKP Rony Hidayat mengatakan bahwa awalnya mobil BR-V singgah di rest area kilometer 319B, Pemalang, Jawa Tengah arah Jakarta.
“Setelah kami lakukan investigasi, BR-V itu nyampe sekitar 05.20 WIB. Saya tadi cari informasi kepada pihak pengelola maupun security di situ, rupanya dia 7 menit singgah di situ tidak turun dari mobil. Setelahnya dia meninggalkan rest area, namun mengarah ke akses pintu masuk (berlawanan arah),” ucap Rony.
Kemudian, mobil BR-V tersebut terus keluar dari rest area dan mrlawan arus ke arah jalur Timur. Mobil tersebut menggunakan lajur 2 yang digunakan untuk kendaraan cepat.
“Dan di situ, berdasarkan investigasi kami, kami melihat pengguna jalan tol yang melihat saat persimpangan orang itu mengarah ke Barat, dia mengarah ke Timur. Nah, dia (BR-V) kecepatannya kenceng sekali. Setelah dia dari KM 319 terus memacu kendaraannya sampai dengan KM 332. Berarti dia kurang lebih lawan arus sepanjang 13 kilometer,” ielas Rony.
Selanjutnya, berdasarkan pemeriksaan terhadap sopir bus, yang bersangkutan mengaku telah berupaya melakukan pengereman dan hendak banting kendaraan ke kiri saat bertemu mobil tersebut.
“Di saat KM 332 itu dari arah Timur, ada bus yang melintas ke arah Barat. Tadi sopir bus berdasarkan pemeriksaan kami sudah melaksanakan pengereman untuk menghindari kecelakaan, namun mobil BR-V itu rupanya lampunya sudah dimatiin. Saat keluar dari di rest area itu masih nyala. Tidak taunya begitu masuk laju itu dimatikan,” terang Rony.
Namun ternyata ada kendaraan lain di sebelah kiri, sehingga bus tidak bisa menghindar lagi dan peristiwa kecelakaan adu banteng dengan mobil tersebut terjadi.
“Nah begitu sampai KM 332, akhirnya tabrakan tidak bisa dihindari, karena bus juga melaju di jalur 2. Akhirnya jadinya tabrakan adu Banteng,” ujar Rony.
“Pihak bus sudah melakukan upaya pengereman. Kita dapatkan bekas rem 20 meter, namun mau dibuang ke kiri kan sudah nggak bisa, karena di kiri ada kendaraan,” sambungnya.
Kemudian atas peristiwa ini, sopir mobil BR-V berinisial FR mengalami kritis. Sementara itu penumpangnya berinisial MH meninggal dunia.
“Setelah tabrakan adu banteng, untuk sopir BR-V dinyatakan kritis, masih terselamatkan. Kemudian penumpang sebelahnya meninggal dunia di tempat. Dua orang di dalam BR-V,” tutur Rony. (ars/dpi)
Load more