China, kata Guo Jiakun, berpendapat bahwa menyelesaikan masalah nuklir Iran melalui cara politik dan jalur diplomasi adalah satu-satunya pilihan yang tepat.
"Konsensus baru perlu dicapai di bawah kerangka Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Implementasi JCPOA telah terganggu oleh praktik AS yang bersikeras menarik diri darinya. AS perlu menunjukkan ketulusan politik dan melanjutkan pembicaraan sesegera mungkin," tegasnya.
Presiden Trump diketahui juga memberlakukan kembali sanksi AS yang luas. Sejak saat itu, Iran telah jauh melampaui batasan kesepakatan itu pada pengayaan uranium.
"Memberikan sanksi, menekan, dan mengancam dengan penggunaan kekuatan tidak akan menghasilkan apa-apa."
"Prioritas saat ini adalah bahwa pihak-pihak terkait perlu memiliki sikap dengan pandangan ke depan dan konstruktif, memperluas upaya diplomatik dan menciptakan kondisi untuk dimulainya kembali pembicaraan," jelasnya.
Hal tersebut, tambah Guo Jiakun, diperlukan untuk mengakomodasi kekhawatiran dari semua pihak, sehingga dapat menegakkan rezim nonproliferasi nuklir internasional dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Sejak menjabat kembali pada Januari 2025, Presiden Trump telah memberlakukan kembali kebijakan "tekanan maksimum" yang menyebabkan AS menarik diri dari perjanjian penting tentang program nuklir Iran dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.
Load more