Dirinya menyampaikan, baik menggunakan konsep rukyatul hilal, imkanur rukyat (kemungkinan melihat hilal) maupun konsep hisab, dapat dipastikan hilal masih berada di bawah ufuk saat magrib 29 Ramadhan.
“Dengan keadaan hilal masih minus di bawah ufuk pada hari ijtimak (29 Ramadhan) maka hilal dipastikan tidak akan terlihat dan bilangan bulan Ramadhan disempurnakan 30 hari,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan, ijtima (posisi bulan dan matahari pada satu garis lurus) terjadi pada Sabtu 29 Maret 2026 bertepatan dengan 29 Ramadhan 1446 H pukul 17:57.38 WIB.
Posisi hilal pada saat Magrib di hari ijtima adalah (-) 1,07 derajat di bawah ufuk dengan elongasi geosentris 1,2 derajat dan elongasi toposentris 1,5 derajat.
Berdasarkan keadaan hilal tersebut, hilal dipastikan tidak akan terlihat dan bulan Ramadhan akan disempurnakan 30 hari. Sehingga, 1 Syawal jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
“Meski demikian, penetapan 1 Syawal tetap menunggu pengumuman Menteri Agama pada tanggal 29 Maret 2025 pukul 19.00 WIB nanti,” demikian Alfirdaus Putra. (ant/aag)
Load more