Dewan Pers Sayangkan Respons Istana Soal Teror Kepala Babi ke Tempo: Ini Bukan Bercandaan
- Gunawan Wicaksono-Tempo
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu menyayangkan respons Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi soal teror kepala babi yang dialami jurnalis Tempo.
"Ini enggak bisa disebut joke (bercandaan), saya merasa sangat keberatan dengan respons dari juru bicara pemerintah yang mengatakan ini memberikan kesan seperti jokes saja, seperti candaan," kata Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, dalam program Kabar Siang tvOne, Minggu (23/3/2025).
Teror kepala babi yang dialami jurnalis Tempo menurutnya adalah bentuk intimidasi dan kekerasan yang tak pernah berhenti dialami insan pers.
Saat ini belum diketahui siapa pihak yang mengirimkan kepala babi dan mayat tikus ke media tersebut.
Ninik mengatakan pelakunya bisa saja dari pihak pemerintahan ataupun bukan.
"Dua-duanya (pemerintah atau bukan) potensial. Bisa state atau non-state. Siapa saja yang merasa berkuasa dan tidak mau bertanggung jawab, itu ingin menyembunyikan dirinya, lalu melakukan berbagai bentuk kekerasan," ujar dia.
Ia menegaskan, jurnalis adalah pihak yang penting dalam menjadi jembatan masyarakat untuk memperoleh informasi.
Tindakan meneror jurnalis adalah hal yang sangat tidak bertanggung jawab.
"Oleh karena itu, kami berharap betul agar aparat keamanan juga mengupayakan mencari siapa pelakunya. Karena aparat keamananlah yang tentu memiliki kompetensi berbagai bentuk tindak kekerasan dan teror," kata Ninik menambahkan.
Diketahui, pada Rabu (19/3/2025) kantor Tempo mendapatkan kiriman kepala babi ditujukan untuk salah satu jurnalisnya Francisca Christy Rosana.
Menanggapi hal itu, Hasan Nasbi mengatakan bahwa agar kepala babi itu dimasak saja.
"Udah, dimasak aja," katanya.
Menurutnya, hal ini tidak dianggap ancaman oleh jurnalis Tempo tersebut.
Sebab, Cica, sapaan akrab Farncisca juga membuat unggahan yang membercandai teror babi tersebut.
"Ya sama, artinya dia enggak terancam, kan? Buktinya dia bisa bercanda," ujar Hasan. (iwh)
Load more