Motif Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora yang Mayatnya Ditemukan dalam Toren, Ternyata Gara-gara Ini
- Adinda Ratna Safira/tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com - Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mengungkap motif pembunuhan ibu dan anak di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat pada 1 Maret 2025 lalu yang mayatnya ditemukan dalam toren.
Setelah pelaku ditangkap dan diperiksa, tersangka bernama Febri mengaku tega melakukan aksi pembunuhan lantaran memiliki utang terhadap Tjong Sioe Lan (korban) sebesar Rp90 juta.
Selain itu tersangka juga sempat melakukan tipu daya penggandaan uang terhadap korban Tjong Sioe Lan sebelum akhirnya membunuh kedua korban.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi, mengungkapkan bahwa antara pelaku dengan korban Tjong Sioe Lan sudah lama saling kenal.
- Istimewa
Bahkan korban sempat meminjamkan uang kepada tersangka sebesar Rp90 juta pada tahun 2021.
"Awalnya tersangka mengenal korban pertama sebagai tetangga dan sudah meminjam sejak tahun 2021 hingga 2025 yang berjanji pelunasannya secara dicicil namun sampai waktu kejadian utang itu tidak dapat dilunasi," ungkap Twedi, Kamis (13/3/2025).
Utang yang tak kunjung dibayar hingga tahun 2025, tersangka malah menawarkan diri memiliki kenalan dukun sakti untuk menggandakan uang dan mencarikan jodoh untuk anaknya (Eka Serlawati).
"Korban juga percaya kepada tersangka bahwa tersangka memiliki kemampuan yang berlebih, seperti pengetahuan spiritual yang dapat menyembuhkan sesuatu dan juga mengaku memiliki teman bernama Chris Martoyo sebagai dukun pengganda uang dan dukun pencari jodoh untuk anaknya bernama Kakang yang tidak lain yang disebutkan nama alias," imbuhnya.
Hingga akhirnya, pada tanggal 1 Maret 2025 antara tersangka dengan korban sepakat untuk melakukan ritual penggandaan uang dan pencarian jodoh untuk anaknya.
Saat itu korban Eka Serlawati sudah bersiap melakukan ritual mencari jodoh di kamar mandi, sementara sang ibu Tjong Sioe Lan juga bersiap melakukan ritual penggandaan uang di kamarnya.
Namun, pada saat ritual, korban Tjong Sioe Lan marah dan memaki tersang kalantaran ritual penggandaan uangnya gagal.
Merasa tersinggung kemudian tersangka mengambil sebatang besi yang berada di kamar korban dan memukul bagian kepala korban sebanyak dua kali dan mencekik korban dengan tali rafia.
"Pada saat itulah korban tersungkur kemudian ditarik di lantai dan ditindih menggunakan lututnya dan kemudian dicekik oleh pelaku hingga meninggal dunia. Untuk memastikan meninggal dunia pelaku mencekik korban pertama menggunakan tali rafia juga," ujarnya.
Sebelum menghabisi nyawa korban kedua, tersangka sempat keluar rumah dengan menyalakan sebatang rokok untuk memikirkan cara menghabisi korban kedua agar tidak ketahuan bahwa korban pertama sudah dihabisinya.
"Setelah merokok 15 menit pelaku masuk kembali ke dalam rumah dan langsung membawa besi ke kamar mandi, akhirnya langsung memukul juga di bagian kepala. Pada saat memukul di bagian kepala korban belum meninggal dunia dan sempat meminta tolong kemudian dipukul lagi di bagian kepala dan untuk meyakinkan korban kedua meninggal dunia pelaku mencekik leher korban," tambahnya.
Untuk menutupi peristiwa tersebut tersangka yang melihat ada penutup toren air di dalam rumah kemudian membawa kedua korban dan memasukannya ke dalam toren.
"Kemudian korban keluar melihat di depan kulkas ada tutup toren tempat penampungan air akhirnya memiliki ide untuk menyembunyikan korban-korban di dalam toren. Korban dipindahkan diseret dari kamar dan dari kamar mandi secara bergantian kemudian dimasukkan ke dalam toren," tutup Twedi kepada awak media. (abs/muu)
Load more