Wagub Rano Karno: Jakarta Siaga 1, Pengerukan Sungai dan Waduk Jadi Fokus
- Taufik Hidayat/tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa sejak awal masa transisi pemerintahan, pihaknya telah fokus menangani masalah banjir yang menjadi ancaman tahunan Ibu Kota.
Dalam kunjungannya ke Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (3/3/2025), ia menegaskan bahwa pengerukan sungai dan waduk merupakan langkah utama dalam mengantisipasi tingginya curah hujan yang diprediksi BMKG akan berlangsung hingga April.
“Sejak awal sebelum kami masuk ke Jakarta, tim transisi memang kita fokuskan kepada banjir,” ujar Rano Karno.
“Jadi kalau kawan-kawan mengikuti gerakan kami, pertama kali saya bekerja di saat Pak Gub ada di Magelang, yaitu melakukan pengerukan sungai. Kemudian melakukan pengerukan waduk,” sambung dia.
Rano menyoroti bahwa daya tampung sungai dan waduk harus diperbesar guna menampung debit air yang terus meningkat. Meski demikian, ia menyadari bahwa besarnya curah hujan tetap berada di luar kendali manusia.
“Tinggal debit air berapa besar itu tergantung Tuhan menurunkan berapa besar. Yang kita lakukan adalah mengantisipasi di sini,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa status Siaga 1 di Jakarta dipicu oleh naiknya permukaan air di Bendung Katulampa yang telah melampaui batas aman.
“Dari semalam, kita juga mendapat laporan bahwa Katulampa itu melebihi batas. Bahkan mungkin diprediksi akan apa ya, makanya keluarlah perintah Siaga 1 Jakarta,” ujarnya.
Menurut Rano, persoalan banjir di Jakarta adalah tantangan tahunan yang belum terselesaikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya kerja sama dari berbagai pihak untuk menangani persoalan ini secara sistematis.
“Jadi ya inilah Jakarta yang kita memang hadapi, yang dari tahun ke tahun permasalahan yang sama. Nah, ini kenapa nggak pernah selesai? Ini harus kita kerjakan bersama-sama,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa setelah kunjungannya ke Kampung Melayu, pihaknya akan langsung menggelar rapat koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menentukan langkah-langkah konkret dalam menangani situasi darurat ini.
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta melaporkan jumlah RT terdampak meningkat drastis menjadi 47 RT, dengan beberapa titik mengalami ketinggian air hingga 370 cm.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, dalam keterangan resmi Senin (3/3), menyampaikan bahwa peningkatan debit air terjadi akibat luapan Kali Ciliwung setelah Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok mencapai Siaga 1.
“Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta menyebabkan kenaikan permukaan air di beberapa titik. Saat ini, genangan telah terjadi di 47 RT dan kami terus melakukan upaya penanganan,” ujar Yohan. (agr/iwh)
Load more