Ia mengungkapkan bahwa secara perhitungan, harga maksimal LPG 3 kg seharusnya hanya Rp18.000—Rp19.000 per tabung. Namun, kenyataannya di lapangan, banyak oknum nakal yang menaikkan harga hingga Rp25.000—Rp30.000.
Tak hanya soal harga, Bahlil juga menyoroti praktik pengecer nakal yang mengoplos gas sebelum menjualnya kembali ke masyarakat.
“Selama ini yang terjadi dari Pertamina ke agen, agen ke pangkalan, itu masih bisa dikoordinir karena pakai aplikasi. Tapi pangkalan ke pengecer? Itu sudah susah untuk di-tracking,” katanya.
Ia mengakui bahwa salah satu kesalahan dalam kebijakan awal adalah tidak semua wilayah memiliki pangkalan resmi di dekat pemukiman warga.
“Biasanya jarak ke pangkalan itu cuma 50-100 meter, tapi ada juga yang sampai 500 meter hingga 1 kilometer,” jelasnya.
Presiden Prabowo akhirnya mengeluarkan instruksi baru dengan menjadikan pengecer sebagai sub pangkalan resmi agar distribusi LPG 3 kg lebih mudah diakses masyarakat.
“Perintah Bapak Presiden kepada kami, baik tadi malam maupun tadi pagi, adalah memastikan subsidi tetap tepat sasaran, tetapi masyarakat juga harus mendapatkan LPG dengan cara yang mudah,” ungkap Bahlil.
Load more