Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Rapat Evaluasi Nasional (Ravalnas) Tahun 2024 sebagai bentuk reformasi birokrasi dalam transformasi BMKG menuju Indonesia Emas 2045.
Evaluasi kinerja BMKG akan dijadikan momentum dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, berdasarkan laporan World Meteorological Organization (WMO), tahun 2024 menjadi tahun terpanas sepanjang Sejarah pengamatan melewati tahun 2023. Periode Januari-Desember 2024, rata-rata kenaikan suhu mengalami anomaly 1,54 ± 0,13 derajat celcius di atas rata-rata pra-industri 1850-1900.
“Sehingga kenaikan suhu inilah yang akhirnya berdampak pada berbagai bencana hidrometeorologi dan tentunya mengancam ketahanan pangan kita,” kata Dwikorita, Rabu (22/1/2025), di Auditorium Kantor Pusat BMKG.
Lebih lanjut, ancaman ketahanan pangan akibat perubahan iklim seyogianya telah diingatkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di mana pada pertengahan abad 21 atau tahun 2050, lebih dari 500 juta petani skala kecil yang menghasilkan 80% sumber pangan dunia menjadi kelompak yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
Fakta tersebut memperlihatkan bahwa telah terjadi kerentanan pada kawasan sumber pangan (food basket). Pun, perubahan iklim yang kian tak terkendali saat ini juga memberikan tekanan serius pada sumber daya air sehingga menimbulkan hal yang dikenal sebagai water hotspot.
Oleh karenanya, dalam mendukung program prioritas Asta Cita, BMKG berkomitmen untuk berperan dalam swasembada pangan, energi, dan air. Di mana melalui kemandirian pangan, Indonesia bisa bertahan dengan fenomena perubahan iklim ekstrem.
Dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, BMKG berperan aktif dengan penyediaan layanan informasi iklim yang membantu sektor pertanian, merencanakan waktu tanam, dan panen secara tepat. Informasi ini memungkinkan petani mengantisipasi risiko yang dapat menganggu produksi pangan.
“Sementara, dalam dukungan Akses Air Bersih dengan menyediakan prakiraan curah hujan dan informasi potensi banjir, BMKG membantu pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya air dan meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih,” ujarnya.
Untuk mewujudkan ketahanan energi, BMKG memiliki layanan peta potensi energi angin, peta kecepatan angin, dan peta potensi energi surya. Seluruh layanan informasi tersebut merupakan bentuk nyata dukungan BMKG dalam mendukung program prioritas nasional.
Melalui Ravalnas kali ini, Dwikorita menekankan seluruh insan BMKG harus mewujudkan organisasi yang lincah, efektif, dan efisien. Transformasi itu dengan menekankan mindset, spirit, value, peningkatan SDM, teknologi, dan penataan organisasi yang telah berjalan sejak tahun 2020 dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini menjelaskan BMKG mendapatkan tugas penting untuk mendukung pembangunan perkelanjutan, penanganan perubahan iklim, dan pengelolaan risiko bencana.
“Dijelaskan bahwa dalam Asta Cita, BMKG mendukung Asta Cita ke-8, yakni penyelarasan kehidupan yang harmonis antara manusia, lingkungan, dan budaya. BMKG memainkan peran kunci dalam manajemen bencana, melalui pengembangan sistem deteksi, koordinasi antarlembaga dan sinergi dengan swasta dan masyarakat untuk mendukung penanggulangan bencana yang lebih efektif,” tandas Rini.
Rini menambahkan BMKG dapat berperan proaktif untuk mengintegrasikan layanan-layanan publik terkait bidang MKG ke dalam sistem INAku yang merupakan bagian produk dari INA DIGITAL. Langkah awal yang dapat diambil adalah integrasi aplikasi InfoBMKG ke dalam INAku untuk menampilkan informasi terkait cuaca, iklim, kualitas udara, serta kejadian gempabumi di seluruh Indonesia.
“BMKG dapat berfokus pada pelayanan publik inklusif yang ramah kelompok rentan, mengingat peran strategis BMKG dalam pengelolaan risiko bencana. Oleh karenanya harus dipastikan layanan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat yang membutuhkan, termasuk kelompok rentan,” ujarnya.
Terakhir, melalui Ravalnas, harus dijadikan momentum BMKG untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mendukung Asra Cita menuju Indonesia Emas 2045. Layanan prediksi iklim, cuaca, early warning system bencana tentunya sangat berguna bagi masyarakat dan dapat membantu adaptasi sektor strategis seperti pertanian, energi, dan pariwisata. (ebs)
Load more