Jakarta, tvOnenews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2024 adalah banjir dan tanah longsor. Hal ini menyebabkan ratusan jiwa meninggal dunia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa bencana pada 2024 telah mengakibatkan 187 jiwa meninggal dunia.
“Pada bulan Januari itu tanggal 1 ada erupsi cukup signifikan di Gunung Lewotobi yang mengakibatkan empat jiwa meninggal dunia. BNPB juga turun dalam melakukan dukungan pada Pemda pada fase tanggap darurat,” kata Abdul, saat konferensi pers, pada Selasa (7/1/2025).
“Kemudian juga pada November dan saat ini masih berjalan fase tanggap darurat yang dilakukan di Flores Timur itu ada 9 jiwa meninggal dunia,” sambungnya.
Selanjutnya pada Februari 2024 terdapat bencana tanah longsor di Kabupaten Luwu dan terdapat lima jiwa meninggal dunia.
“Apda bulan Maret terjadi banjir dan tanah longsor di Pesisir Selatan, Sumatera Barat dengan total 17 jiwa meninggal dunia akibat banjir dan 8 jiwa meninggal dunia akibat tanah longsor,” jelas Abdul.
Sementara itu Abdul menerangkan pada April, masih terkait dengan banjir dan tanah longsor.
Bencana ini terjadi di Tana Toraja yang mengakibatkan 20 jiwa meninggal dunia.
“Ini juga cukup siginifikan. Bulan Mei-nya kembali di Sumatera Barat, tak hanya banjir bandang tetapi juga banjir lahar. Toral 56 jiwa meninggal dunia yang ditemukan jasadnya dan kita mencatat 10 orang hilang,” terang Abdul.
Sementara itu bulan Juni terdapat kejadian tanah longsor di Lumajang, Jawa Timur dengan total 4 jiwa meninggal dunia .
“Kemudian pada Juli terdapat tanah longsor ada di Bone Bolango. Sebenarnya bukan murni alam dan intensitas hujan, tetapi ada faktor penambangan liar yang mengakibatkan kemudian 27 jiwa meninggal dunia,” ungkap Abdul.
“Jadi ketika si kelerengan itu dibikin lorong trowongan untuk penambangan ketika intensitas hujan terjadi sangat tinggi terjadi maka ini sangat berisiko terjadi longsor dengan korban jiwa cukup besar,” sambungnya.
Kemudian pada bulan Agustus terjadi banjir bandang yang juga termasuk dalam kategori banjir lahar di wilayah Ternate yang mengakibatkan 19 jiwa meninggal dunia.
“September kembali lagi di Sumatera Barat itu ada tanah longsor di Kabupaten Solok, 13 jiwa meninggal dunia. Bulan Oktober ada longsor di Aceh Tengah, itu 4 jiwa meninggal dunia,” ucap Abdul.
Selanjutnya di bulan Desember di Sukabumi terdapay 9 jiwa meninggal dunia akibat tanah longsor dan 1 jiwa meninggal akibat banjir.
“Disini kita bisa melihat untuk jenis bencana yang paling signifikan yang mengakibatkan fatalitas meninggal dunia itu ada dua yakni banjir lahar di bulan April dan kemudian rekapitulasi tanah longsor di beberapa lokasi kejadian,” tegas Abdul. (ars/muu)
Load more