“Harus ada pendekatan ke sana, kita dapat mencoba jalur-jalur diplomatik pertahanan maupun diplomasi negara untuk bisa istilahnya menitip perawatan Sukhoi ke sana (Rusia),” terang Marboen.
Ia menegaskan hambatan dan tantangan yang mungkin terjadi jika konflik Rusia dan Ukraina memanas itu perlu segera diantisipasi oleh pemerintah.
“Ini artinya harus ada upaya lebih untuk membiayai semua tantangan dan hambatan ini serta kerja sama yang baik dari wakil rakyat di DPR serta komunikasi publik yang baik,” tambah dia.
Hasil analisis Binus University terhadap 12 negara menunjukkan India, Vietnam, dan Bangladesh merupakan pengguna terbanyak senjata Rusia.
Dari 12 negara yang diteliti itu, ada 9 negara meningkatkan ketergantungannya pada Rusia selama periode 2008-2020, dan tiga di antaranya yaitu India, Vietnam, dan Thailand, sebut Curie saat menyampaikan hasil kajian.
Sementara itu, Indonesia jadi satu dari tiga negara yang paling banyak mengurangi ketergantungannya pada Rusia. Di samping Indonesia, ada Bangladesh dan Malaysia.
Curie menyampaikan pada 2008 kendaraan tempur buatan Rusia di Indonesia mencapai 38 persen dari total unit yang ada. Namun, jumlah itu berkurang jadi 20 persen pada 2020.
“Untuk artileri 2008 Indonesia punya 16 persen dari Rusia, sekarang 8 persen. Helikopter serbu yang sebelumnya 100 persen, sekarang turun jadi hanya 36 persen,” sebut Curie.(chm/ant)
Load more