Jakarta, tvOnenews.com - Motif pembunuhan ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan mulai terungkap.
Motif itu berdasarkan pengakuan MAS (14) remaja yang tega menikam ayah, nenek, dan ibunya di Lebak Bulus pada Sabtu (30/11/2024).
Kepada polisi, MAS mengaku mendapat 'bisikan' sesaat sebelum membunuh ayah dan neneknya. Termasuk sang ibu yang ikut ditikam hingga terluka parah.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol. Ade Rahmat Idnal mengungkap 'bisikan' yang didengar oleh MAS sebelum mengeksekusi keluarganya satu per satu.
Sebelum melakukan aksinya, MAS mengaku kesulitan tidur hingga mendengar bisikan terkait beban hidup kedua orang tuanya.
"Ketika dia gelisah dia bilang 'terlalu banyak beban orang tua, ya sudah biar saya yang mengambil alih. Biar papa mama masuk surga'," kata Kapolres menirukan kata-kata terkahir MAS sebelum membunuh ayah dan neneknya, Senin (9/12/2024).
Lebih lanjut, Kapolres mengatakan MAS hanya sekali mendengar bisikan tersebut yaitu beberapa jam sebelum menghabisi nyawa ayah dan neneknya.
"Setelah itu dia lakukan pembunuhan. Iya (bisikan) pada malam itu saja, langsung eksekusi," ungkap Kapolres.
Pengakuan MAS Soal Dipaksa Belajar
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menegaskan MAS tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.
"Tidak ada, belum pernah," kata Nurman, Senin (9/12/2024).
Hal itu berdasarkan keterangan MAS yang mengaku belum pernah dirawat atau berobat terkait gangguan kejiwaan.
Sementara terkait paksaan belajar oleh kedua orang tuanya, pihak kepolisian sudah mengkonfirmasi langsung kepada MAS.
"Sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi dia itu sudah hal biasa bagi anak yang berkonflik dengan hukum ini. Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya, dia disuruh belajar," kata Nurma.
MAS memang kerap diminta untuk belajar dalam kesehariannya.
Namun menurut Norma, MAS mengaku tidak ada paksaan atau tekanan hingga membuat dia berbuat keji.
"Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang 'kalau saya belajar saya pintar'. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum," ungkapnya.
"Kalau sejauh ini kita bertanya, kemudian dijawab oleh anak tersebut. Dia bilang 'ini bukan paksaan'. Jadi walaupun dia memang disuruh untuk belajar, tapi dia mengerjakan dengan senang hati," sambungnya.
Sehingga, polisi saat ini masih melakukan pendalaman untuk motif pembunuhan yang dilakukan oleh MAS di samping mengecek kejiwaannya.
"(motif pasti pembunuhan) kita masih mendalami. (hasil tes kejiwaan) belum, belum keluar," tuturnya.(muu)
Load more