Dia menambahkan kedua, kritik atas ketimpangan pasar saham.
“Sepertinya Prabowo ingin menunjukkan ada ketimpangan di pasar modal, dimana emiten besar amat dominan dan membuat emiten kecil dan menengah menjadi tidak kompetitif. Oligarki jangan sampai menguasai pasar modal. Presiden terlihat menginginkan ada keseimbangan antara hal tersebut," tegas Fauzan.
Kemudian ketiga, respons atas dominasi perusahaan besar dalam IPO.
“Sedikitnya jumlah perusahaan menengah yang IPO berarti terbatasnya akses mereka untuk scale up bisnis. Dan ini tentunya tidak sejalan dengan Pranowonomics yang bercorak kerakyatan," terang dia.
Selanjutnya keempat, mendorong diskursus reformasi pasar modal.
“Prabowo paham pernyataannya akan menjadi perhatian luas dan berimplikasi. Ia menginginkan pasar modal juga dapat dinikmati masyarakat bermodal kecil dan aman dari predator besar. Regulasi menjadi kunci,“ paparnya.
Terakhir kelima, mendorong lembut Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal agar lebih inklusif dan menciptakan perdagangan saham yang lebih sehat dan kompetitif.
Load more