Oleh karena itu, perangkat intelijen harus jauh lebih canggih.
"Kekurangan yang musti diadakan kembali, pekerjaan tambahan, teknologi ini kan semakin tahun itu berkembangnya semakin pesat. Nah itu tadi ada beberapa kekurangan yang mungkin harus ditambah kan dalam perlengkapan yang nanti yang akan datang. Maka itu saya sampaikan ada beberapa tambahan yang musti ditambahkan alatnya agar lebih sempurna gitu," ungkap Sahroni.
Kendati demikian, Sahroni tidak dapat membeberkan lebih jauh perihal alat-alat intelijen itu. Karena, kata dia, intelijen sifatnya tertutup.
"Engga bisa dijelasin ya, karena ini alat intelijen. Tapi ini luar biasa yang dilakukan oleh Pak Jamintel dan kejaksaan agung ini fungsi dan tugasnya cukup signifikan. Karena alat teknologi ini diperlukan dalam modernisasi sekarang. Tapi saya enggak bisa jelasin, alat intelijen kan tertutup," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar mengaku mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Sahroni turun langsung ke lapangan untuk mengecek pengadaan alat.
"Terkait dengan kehadiran Pak Sahroni saya kira kita sangat menghargai, menghormati, dan mengapresiasi. Karena beliau sangat responsif di tengah adannya informasi yang kurang baik dengan pengadaan alat-alat intelejen di Kejaksaan Agung," ucap Harli.
"Beliau melihat secara langaung, di lapangan seperti apa pengadaannya dan bagaimana jenisnya serta keberadaan alat-alat tersebut. Jadi DPR melalui beliau ada fungsi apa pengawasan seperti itu ya kita sangat responsif, supaya masyarakat juga bisa memahami ya," tandasnya. (rpi/muu)
Load more