"Yang dikerjasamakan itu nilainya US$3.700 sampai US$4.000. Akhir 2020 bagaimana keterangan saksi di persidangan itu mengalami penurunan sampai di angka US$2.500 dan US$2.700 Stressing kami itu adalah hitung-hitungannya," tanya Hakim.
Hakim juga mempertanyakan variabel apa yang membuat harga sewa smelter tersebut dinilai lebih mahal jika dibandingkan dengan menggunakan smelter milik PT Timah sendiri.
"Kalau itu adalah kemahalan, variabel apa saja. Tolong jelaskan variabel apa saja, kemudian bisa tersimpulkan bahwa itu adalah kemahalan. Itu yang kita butuhkan itu dari ahli, jadi tidak perlu lagi membaca-bacakan BAP," tanya Hakim.
Saat Sauedi ingin menunjukan perhitungannya, dirinya menyebut hal tersebut terdapat di laporan hasil audit di halam 33. Namun, JPU menolak untuk menunjukan hasil audit tersebut.
"Di laporan kami halaman 33. Laporan hasil audit," kata Sauedi.
"Itu sebagai alat bukti kami Majelis," kata JPU saat memotong penjelasan ahli.
Hakim juga mempertanyakan kepada JPU kenapa laporan hasil audit tersebut tidak ingin diperlihatkan di dalam persidangan.
Load more