Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara Tim Pemenangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Pramono Anung-Rano Karno, Aris Setiawan Yodi menyayangkan ada pihak tak bertanggung jawab menggunakan berita bohong atau hoax dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
"Pagi ini tersebar di banyak Whatsapp Group, video penggrebekan yang kalau dilihat dari seragamnya mirip seragam Kejaksaan Agung, Narasi atau captionnya mengatakan Tim Konten Sosial Media Pramono-Si Doel digerebek di markasnya,” kata dia, dalam keterangan resmi, Minggu (10/11/2024).
Aris menceritakan, dalam video tersebut terlihat ada tumpukan uang puluhan miliar rupiah dan dalam narasi video tersebut dikaitkan dengan mafia judi online.
“Itu jelas berita bohong atau hoax. Ketua Tim Konten Media Sosial (Bidang Media) Pangeran Siahaan saat ini sedang rapat dengan saya dan tim pemenangan untuk membahas kampanye damai menjelang hari H pemilihan,” jelas Aris.
Menurut dia, Tim Pemenangan Pramono-Rano fokus untuk menghadirkan keceriaan dan riang gembira di media sosial (medsos) menjelang pencoblosan Pilkada Jakarta.
Akan tetapi, atas beredarnya video dengan narasi hoax tersebut Aris meminta masalah itu diusut tuntas oleh Kepolisian dan Kejaksaan Agung (Kejagung).
“Kami meminta Tim Cyber Polri dan juga Kejagung untuk bergerak memproses dan mengklarifikasi itu video kapan dan terkait apa,” titah Aris.
Selain itu, kata Aris, Tim Cyber Polri dan Kejagung juga harus menindak secara tegas pelaku yang menyebar kabar bohong dan fitnah tersebut.
“Jangan sampai ada pembiaran, semua orang statusnya sama di mata hukum. Saya percaya Polri dan Kejagung dapat bertindak secara profesional dan adil dalam memberantas hoax ini,” tegas dia.
Aris mengatakan, Tim Kampanye Pramono-Rano berharap semua pihak dapat fokus mempromosikan gagasan baik dari paslonnya masing-masing di Jakarta.
“Jangan sampai ada pihak yang semakin dekat dengan hari pemilihan, menyadari akan kalah dan tidak siap kalah. Sehingga melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Salah satunya menebar fitnah jahat dan berita hoax terhadap peserta lain di Pilkada Jakarta. Hal itu jelas membuat keresahan dan keonaran di masyarakat,” pungkas Aris. (agr/muu)
Load more