"Jadi, setelah berjalan-jalan dengan kendaraan roda dua, dari daerah Jakarta Timur, kemudian sampai ke depan Penvil, pospol Republika," ungkap Nurma.
Korban diajak berjalan-jalan mengitari Kota Jakarta bersama pelaku mulai dari pukul 7 malam hingga pukul 5 pagi.
Kemudian dalam perjalanan, korban tiba-tiba menangis. Menurut pengakuan pelaku, ia menodongkan senjata tajam di leher korban agar korban berhenti menangis.
"Kemudian, setelah itu anaknya menangis. Kemudian, dia membawa sebilah pisau dapur, itu untuk anaknya biar tidak nangis alasannya," ujar Nurma.
Nurma menyebut, ternyata sebilah pisau yang ditempelkan di leher korban sudah dibawa pelaku dari rumahnya.
Usut punya usut, ternyata pelaku positif menggunakan narkotika jenis sabu-sabu. Ternyata, mengajak korban berjalan-jalan hanyalah dalih pelaku untuk menghilangkan rasa takutnya. Adapun, rasa takutnya itu adalah efek dari penggunaan sabu.
"Dia memakai sabu, sudah diperiksa, dia positif pakai sabu. Jadi sudah dimintai keterangan, kemudian dia juga sudah mengaku, bahwa dia memang sabu, positif sudah kita cek urin," ungkap Nurma.
Load more