Diikat Terus Mulut dan Badannya Diolesi Air Cabai oleh Umi Istri Pimpinan Pesantren, Sang Santri Alami Trauma hingga..
- Istimewa
Ibu korban Marnita Pante awalnya membenarkan jika setiap santri melakukan kesalahan maka akan diberikan hukuman berupa dicukur rambut atau digunduli oleh pihak pesantren.
"Ada hukuman, cuma sebatas dicukur rambutnya, bukan dengan menyiram, mengolesi cabai di mulut dan badannya," katanya.
Kemudian Marnita mengungkap kronologi awal anaknya mendapat hukuman tersebut.
Ia mengatakan waktu itu anaknya berlari ke rumahnya yang tak jauh dari pesantren sambil berteriak kesakitan.
"Dia berlari sambil menangis, teriak bahwa badannya terasa perih akibat diolesi cabai oleh Umi-nya," ungkapnya.
Melihat kondisi anaknya seperti itu, Marnita mengaku reflek langsung berlari ke pondok pesantren untuk meminta penjelasan.
"Dia (pihak pesantren) bilang, ini demi anak ibu," kata Marnita menirukan jawaban pihak ponpes.
Menurutnya, sang anak ternyata digunduli terlebihdahulu, kemudian mulut dan badannya diolesi air cabai dengan kondisi tangan terikat.
"Pertamanya dicukur rambut, ada dicubit pipi kanan dan kiri. Kemudian diancam dari Umi sedikit 'tunggu kamu ya' habis itu diikat tangannya ke belakang," bebernya.
"Umi-nya pulang ke rumah, (kemudian) giling cabai sama blender, kemudian ditaruh di kantong plastik dibawalah ke tempat anak saya. Anak saya didiriin di sebuah tiang baru diolesi cabai di mulut sama di badan dia," tambahnya.(kha/muu)
Load more