Jakarta, tvOnenews.com – Kota Tangerang Selatan (Tangsel) digemparkan kasus Guru Ngaji bernama Mahendra yang mencabuli serta menggauli 8 murid perempuannya yang masih berstatus di bawah umur.
Polres Tangsel pun telah menetapkan sang Guru Ngaji sebagai tersangka terkait aksi bejatnya tersebut.
Merespons hal tersebut, calon Wali Kota Tangsel nomor urut 1, Benyamin Davnie turut mengutuk keras aksi bejat sang Guru Ngaji terhadap para murid perempuannya itu.
Ia meminta kepolisian untuk menjatuhkan hukuman berat kepada pelaku aksi pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur tersebut.
“Polres jatuhkan hukuman yang seberat-beratnya terhadap pelaku pencabulan, pelecehan, predator jangan kasih toleransi,” kata Benyamin saat ditemui di bilangan Serpong Utara, Kota Tangsel, Kamis (3/10/2024).
Kendati tengah cuti sebagai Wali Kota Tangsel, Benyamin mengaku telah berkoordinasi jauh sebelumnya dengan sejumlah pihak terkait perketatan penegakan hukum bagi pelaku tindak pidana terhadap anak.
Sebab, kata Benyamin, wilayah Kota Tangsel sejatinya tak memberi toleransi bagi para pelaku tindak pidana terhadap anak.
Tak hanya bicara sanksi, Benyamin turut memaparkan lanjutan program kerja bersama Pilar Saga Ichsan terkait menangkal masifnya kasus tindak pidana yang menyasar korban anak.
Kata ia, program tersebut berupa peningkatan kecerdasan masyarakat Kota Tangsel di tengah perkembangan teknologi digital dan informasi.
“Kita harus terbiasa, terprogram melatih masyarakat di bidang IT, intinya mereka tau mana yang tidak boleh diserap mana yang harus diserap,” ungkapnya.
Benyamin menuturkan serangkaian program itu merujuk dalam upaya memperkuat kesehatan mental masyarakat Kota Tangsel.
Pasalnya, kesehatan mental perlu diperkuat dengan pengetahuan penggunaan teknologi dalam upaya memberi edukasi masyarakat terhadap ancaman aksi pidana yang khususnya menyasar korban anak.
Kendati, serangkaian program tersebut dapat terealisasi jika pasangan Benyamin – Pilar terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel periode 2024 -2029.
“Intinya mereka tau mana yg tidak boleh diserap mana yg harus diserap, kecerdasan intelektual dan nurani jadi rem kuat untuk penggunaan IT di Tangsel,” pungkasnya. (raa)
Load more