Jakarta, tvOnenews.com - Ekonomi Berkelanjutan menjadi kunci penting dalam pembangunan suatu negara. Konsep ini menggarisbawahi pertumbuhan ekonomi yang tidak merusak lingkungan, menjaga sumber daya alam, serta menjamin kesejahteraan sosial dalam jangka panjang. Selain itu, Ekonomi Berkelanjutan juga berusaha memastikan generasi mendatang mampu memenuhi kebutuhan mereka. Gagasan ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) nomor 4 (Pendidikan Berkualitas), 8 (Pertumbuhan Ekonomi), dan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).
Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi besar dalam menerapkan Ekonomi Berkelanjutan melalui pendekatan Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, dan Ekonomi Sirkular. Melihat peluang ini, SDG Academy Indonesia bersama Pemimpin.id, dengan dukungan dari UNDP Indonesia, Tanoto Foundation, dan Bappenas, menggelar SDG Talk bertema Pendidikan dan Inovasi dalam Mewujudkan Ekonomi Berkelanjutan.
Dalam diskusi ini, Yanuar Nugroho (Koordinator Tim Ahli, Seknas SDGs Bappenas), Hannah Al Rashid (Aktris dan Gender Equality Campaigner), dan Zensa Rahman (Pemimpin.id) hadir sebagai pembicara, dengan Jessica Farolan (Co-Owner Aethra Learning Center) sebagai moderator. Para pembicara mengajak audiens yang hadir secara langsung maupun daring untuk mendiskusikan kontribusi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan Ekonomi Berkelanjutan melalui pendidikan dan inovasi.
Siprianus Bate Soro, Team Leader Democratic Governance Poverty Reduction Unit - UNDP Indonesia, dalam sambutannya menyampaikan bahwa SDG Talk merupakan platform efektif untuk meningkatkan kesadaran dan membuka dialog terkait SDGs. "Kami berharap dengan dilaksanakannya SDG Talk ini menjadi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui, memahami, dan berbuat untuk pencapaian SDGs. Serta dapat meningkatkan keterlibatan publik untuk SDGs sehingga mendorong pembangunan Ekonomi Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045,"sambutnya.
Di sisi lain, Michael Susanto, Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation, menerangkan bahwa pendidikan merupakan suatu cara untuk merancang talenta Sustainable Economy, oleh karena itu diperlukan transformasi pendidikan yang berfokus pada perubahan dalam perilaku yang mendukung ekonomi berkelanjutan menyoroti pentingnya dukungan fasilitas pendidikan dan inovasi untuk memaksimalkan potensi Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia.
Bappenas, yang diwakili oleh Pungkas Bahjuri Ali, Staf Ahli Menteri Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan sekaligus Kepala Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, menambahkan inovasi merupakan katalis utama bagi pertumbuhan ekonomi.
"Pertumbuhan ekonomi sektor ekonomi kreatif mencapai 6.54% pada PDB Indonesia tahun 2022. Sub sektor digital dan teknologi berperan signifikan dalam mendukung inklusifitas dan ekonomi berkelanjutan," ungkapnya.
Mewakili para pembicara, Bapak Yanuar Nugroho dalam SDG Talk mengatakan bahwa. di Indonesia, adopsi dan gagasan ekonomi berkelanjutan sudah ada sejak 1970.
"Ekonomi berkelanjutan merupakan perubahan paradigma bahwa pembangunan tidak bisa hanya untuk diri kita atau antroposentris namun harus ekosentris yang meletakkan makhluk hidup dan lingkungan sebagai fokus utama,” jelasnya.
Penghargaan untuk Pemenang Kompetisi Menulis dan Wisuda Program Kepemimpinan SDGs Angkatan ke-VI
SDG Talk ini juga merupakan penutup dari kampanye Ekonomi Berkelanjutan yang digelar dalam rangka menyambut Hari Literasi Internasional dan SDG Annual Conference 2024. Acara ini sekaligus menandai puncak dari Kompetisi Menulis yang diselenggarakan SDG Academy Indonesia bertema Memberdayakan Pemimpin Masa Depan: Peran Pendidikan dan Inovasi dalam Mewujudkan Ekonomi Berkelanjutan. Dari 10 finalis kategori mahasiswa dan 10 finalis kategori publik, penghargaan diberikan kepada Ilma Indana Sari, Rinda Gusvita, dan Debby Zalina sebagai juara pertama, kedua, dan ketiga untuk kategori publik.
Untuk kategori mahasiswa, Muhammad Firas Haq, Puan Maharani, dan Nadya Ursula berhasil meraih juara pertama, kedua, dan ketiga. Penghargaan Honorable Mention juga diberikan kepada Ferdinand Limahelu (kategori publik) dan Ayu Ratna (kategori mahasiswa).
Pada hari yang sama, 39 lulusan Program Kepemimpinan SDGs angkatan ke-VI diwisuda dan mendapatkan gelar SDG-Certified Leader. Lulusan program ini berasal dari berbagai sektor, termasuk sektor swasta, pemerintah, akademisi, dan NGO/CSOs, yang tergabung dalam dua peminatan yaitu Pendidikan Berkualitas dan Pengentasan Kemiskinan. Selama lima bulan dari April sampai Agustus 2024, mereka menjalani proses pembelajaran intensif didampingi oleh instruktur dan mentor. Para lulusan diharapkan dapat berkontribusi secara nyata dalam pencapaian SDGs di daerah dan institusi masing-masing. (ebs)
Load more