Jakarta, tvOnenews.com - Video viral rekaman belasan warga Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) tengah disekap di Myanmar.
Lantas video viral kondisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang disekap itu ounturut direspons oleh Ketua Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar.
Semar mendorong pemerintah untuk dapat segera melakukan langkah kongkrit penyelamatan dan memulangkan para korban kembali ke Indonesia.
"Kejadian penyekapan terhadap PMI ini kembali terulang, mereka yang awalnya memiliki niat untuk mencari penghidupan lebih baik malah bernasib sebaliknya, ini miris sekali dan kami melihat Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) gagal menjalankan fungsinya," kata Semar kepada awak media, Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Semar menjelaskan pihaknya mendapati jika para korban merupakan pekerja Indonesia yang awalnya dijanjikan bekerja jadi pelayan bisnis investasi mata uang kripto di Thailand dengan iming-iminh gaji sebesar Rp35 juta per bulan.
Namun, kenyataannya mereka diberangkatkan ke Myawaddy, Myanmar dan dipekerjakan menjadi operator penipuan daring.
"BP2MI memiliki tugas yang sangat spesifik dalam melakukan pencegahan maupun pelindungan untuk para pekerja Indonesa yang akan bekerja ke luar negeri, sedang bekerja hingga pulang ke tanah air dengan terpenuhi semua hak-hak nya seperti gaji, tempat tinggal hingga keamanan saat bekerja. Itu yang harus dipastikan atau dijamin oleh kepala BP2MI bukan malah sibuk dengan berbagai urusan yang seharusnya tidak perlu diurus, jadi fokus saja dengan tupoksinya," ungkap Semar.
Di sisi lain, Semar mendorong pemerintah segera melakukan upaya untuk menyelamatkan dan memastikan kepulangan 11 WNI yang saat ini disekap di Myanmar tersebut.
Tak hanya itu, pihaknya turut meminta penegak hukum untuk dapat melakukan pemeriksaan mendalam terhadap penyalur yang memperkerjakan belasan PMI tersebut.
"Kami juga mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri segera mengambil langkah untuk menyelamatkan dan mengawal kepulangan nasib saudara kita yang saat ini disekap di Myanmar, kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas termasuk agency yang memberangkatkan harus di periksa lebih lanjut apakah mereka bagian dari sindikat TPPO atau juga korban." ucap semar.
Di sisi lain, keprihatinan yang diperlihatkan Semara dilatarbelakangi dirinya yang sempat mengurusi pekerja migran kala menjadi korban dengan berbagai cara dan peristiwanya.
"Saya sungguh sangat prihatin dan sedih sekali, mungkin dipengaruhi juga suasana kebatinannya ya karena lebih dari lima tahun saya pernah menjadi tenaga ahli LPSK yang salahsatu tugasnya menangani pekerja migran indonesia korban TPPO karena itu saya sangat mengerti dan ikut merasakan kesulitan para korban yang tentu berdampak juga pada rasa risau, takut dan khawatir keluarga nya. Sangat perlu sekali upaya yang maksimal dan serius agar kasus seperti ini tidak terulang lagi," pungkasnya. (raa)
Load more