Jakarta, tvOnenews.com - Viral diberitakan di media sosial soal karyawan di salah satu perusahaan animasi di Jakarta Pusat diduga kerja rodi. Karyawan itu disebut-sebut bekerja keras sampai jam 4 subuh.
Terkait hal ini, polisi sedang menelusuri dugaan eksploitasi perusahaan animasi berinisial BS yang disebut-sebut punya 80 karyawan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus mengatakan pihaknya mendapatkan sejumlah keterangan baru dari seorang sekuriti yang bekerja di dekat lokasi.
“Didapatkan informasi perusahaan BS bergerak di bidang industri game dan animasi. Beroperasi sekitar 2019 dan setahu saksi pemilik tempat tersebut milik orang asing. Untuk karyawan laki-laki dan perempuan kurang lebih berjumlah 80 karyawan," kata Firdaus dilansir viva.co.id, Sabtu (14/9/2024).
Firdaus memaparkan puluhan karyawan itu memiliki jam kerja yang tidak menentu. Bahkan, sekuriti dekat lokasi sempat memergoki karyawan perusahaan BS baru pulang kerja pada pukul 04.00 WIB atau 4 subuh.
"Untuk jam pulang karyawan tidak sama. Paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB," katanya.
Firdaus mengatakan kantor tersebut ditemukan dalam kondisi kosong sejak bulan Juli 2024.
"Saat ini keadaan situasi kantor BS tutup sekitar bulan Juli 2024 dan tempat tersebut sudah tidak ditempati. Menurut saksi, sekira pada bulan Juli 2024 tersebut ada asisten rumah tangga yang keluar dari kantor BS berjumlah 3 orang dengan keterangan 2 laki-laki separuh baya dan 1 perempuan separuh baya," terangnya.
Pihaknya masih mencari karyawan yang diduga menjadi korban eksploitasi itu. Bahkan, pihaknya mempersilakan karyawan untuk membuat laporan apabila dugaan tersebut benar.
Sebelumnya, seorang karyawan perempuan berinisial CS (27) yang bekerja di perusahaan BS menceritakan pengalaman pahitnya sebagai korban eksploitasi.
Dia juga bercerita pernah mendapatkan kekerasan dari atasannya yang berinisial C (43).
CS mengatakan dirinya menderita selama dua tahun ini. Dia mengaku mendapatkan kekerasan fisik, verbal, psikologis dan pelecehan seksual.
Dia menyebut kekerasan yang dialaminya dimulai sejak tahun 2022. Akan tetapi, gongnya terjadi pada tahun 2024 saat C mulai melakukan kekerasan fisik secara langsung.
CS menyebut C memaksa dirinya untuk menyakiti dirinya sendiri alih-alih melakukan kekerasan secara langsung.
“Di tahun-tahun awal dia tidak memukul saya secara langsung. Dia lebih sering menyuruh saya menampar diri saya sendiri sekeras mungkin. Itu bisa terjadi hingga 100 kali setiap kali saya melakukan kesalahan," kata CS.
Jika dia merasa tidak cukup keras dalam menyakiti dirinya sendiri, maka C akan memaksanya untuk mengulangi tindakan tersebut.
CS juga bercerita pernah diperintah berlari naik turun tangga sebanyak 45 kali dalam satu malam.
“Itu sungguh melelahkan," ujar dia.
Adapun kekerasan yang paling parah yang CS alami adalah pada saat C memaksanya untuk membenturkan kepalanya sendiri ke tembok di lantai tiga kantor.
CS mengaku tidak percaya bahwa C akan tega memberikan perintah sekejam itu.
“Setelah menjalani hukuman fisik yang lain, saya benar-benar sudah kelelahan. Jadi saya membenturkan kepala saya sekeras mungkin dengan harapan semuanya akan berakhir saat itu juga," kenang dia sambil menahan tangis.
“Saya langsung merasa pusing, lemas dan mata saya berkaca-kaca setelah membenturkan kepala. Saya berusaha menutupi benjolannya dengan poni, tapi tetap saja saya tidak bisa menahan air mata," sambung dia.
CS mengatakan C malah memarahi dirinya karena menangis. CS pun berani menceritakan pengalamannya ini dengan harapan bisa membuka mata banyak orang tentang bahaya kekerasan di tempat kerja yang seringkali tersembunyi, sulit dibuktikan atau ditutup-tutupi.
Dia berharap agar kasus ini menjadi peringatan bagi para korban lainnya untuk berani bersuara dan mencari bantuan. (nsi)
Load more