Jakarta, tvOnenews.com - Terjadi sebuah pembunuhan, seorang ustadz dihabisi nyawanya oleh mantan karyawannya di Tegal, Jawa Tenggah, pada Minggu (25/8/2024) lalu.
Sadisnya, peristiwa pembunuhan ustaz tersebut dilakukan pelaku di hadapan istri dan anak korban.
Diduga motif pembunuhan terhadap seorang ustaz dipicu oleh rasa dendam terhadap korban, dan juga pelaku mengalami gangguan kejiwaan.
Menurut wawancara eksklusif tim TvOne bersama pelaku Fredi Risdiyanto (33), kronologi kejadian bermula ketika dirinya ingin berkunjung ke rumah korban.
Kemudian dia berupaya menghubungi korban via SMS untuk meminta izin mendatangi rumahnya.
"Pertama saya main ke tempat pemotongan ayam dulu, ternyata di temapt kerja itu sudah tutup. Malamnya saya kerumahnya. Pagi-nya saya SMS boleh gak saya main kesitu? Kira-kira boleh main-nya jam berapa tapi belum dijawab-jawab," ungkap pelaku, dikutip pada Selasa (3/9/2024).
Namun, tanpa ada konfirmasi apapun dari korban, pelaku langsung bergegas mendatangi rumah korban untuk menemuinya.
"Saya ketemu istrinya, saya duduk-duduk bentar. Terus dia (korban) keluar, saya menghampiri dirinya. Terus dia bilang saya mau keluar sama istri," sambungnya.
Melihat anak korban yang ada di hadapannya, pelaku sempat ragu untuk melanjutkan rencana jahatnya.
"Saya sempat melihat anaknya, saya bingung mau lakuin enggak lakuin enggak," katanya.
Namun, pelaku mengaku gangguan kejiwaan yang dialaminya memicu dirinya untuk melanjutkan aksi pembunuhan tersebut.
"Karena saya masih ada gangguan kejiwaan, akhirnya saya memutuskan untuk melukai dirinya," ujar pelaku.
Kemudian, pelaku mengaku melancarkan aksi pembunuhannya dengan melukai leher korban.
"Saya melukai korban di bagian leher, langsung sikat," ujar korban.
Meskipun pelaku menyadari aksinya diketahui oleh istri korban, namun dia sempat berusaha kabur untuk melarikan diri.
"Terus ketahuan istrinya, ada suara jerit atau gimana saya enggak tahu, langsung lari. Dia ngejar, saya langsung lari. Habis lari saya langsung ngumpet ke tetangga desa," ungkapnya.
Tidak hanya itu, pelaku juga berencana untuk melarikan diri ke Batam.
"Pergi ke Batam niatnya, pengen aja kesitu terus cari pekerjaan" tambahnya.
Menanggapi kasus tersebut, Kasatreskrim Polres Tegal AKP Suyatno menegaskan pihaknya masih terus berupaya untuk mengetahui kebenaran dugaan gangguan kejiawaan pelaku bersama tim dokter kejiwaan.
"Dugaan kesitu ada, tetapi secara fisik tidak ada. Secara hukum harus membuktikan kesitu makanya kami menggandeng tim dokter jiwa untuk membuktikan gejala itu benar atau tidak," tegasnya. (syi/iwh)
Load more