Sebab itu ia mengajak PKB untuk berkolaborasi mengkampanyekan bahaya aborsi sekaligus cara mengantisipasinya. Menurut dia, ada banyak solusi yang bisa diambil seorang perempuan dalam kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) selain aborsi.
"Bahwa situasi wanita dalam kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) itu memiliki opsi lain. Jadi aborsi bukanlah satu-satunya opsi, tapi ada opsi lain seperti rumah aman, kemudian adopsi yang sangat kami tekankan. Sosialisasi mengenai bahaya aborsi ini perlu terus kita kedepankan," jelas Calum.
Calum menambahkan, di Indonesia sudah banyak berdiri rumah-rumah aman yang dikelola berbagai yayasan khusus untuk perempuan dalam kehamilan yang tidak diinginkan.
"Di mana orang-orang dengan KTD bisa pergi ke tempat ini kemudian anaknya bisa diadopsi, atau dibawa pulang. Kita berharap secara nasional teman-teman baik dari PKB maupun dari pemerintah bisa memperbanyak shelter-shelter seperti ini di Indonesia, supaya lebih banyak lagi kehamilan yang bisa diselamatkan," ungkap Calum.
"Angka satu juta sampai dua juta aborsi pertahun kita berharap ini justru bukan menjadi aborsi ya, tetapi menjadi bonus demografi dan menjadi masa depan bangsa kita," sambungnya.
Lebih dari itu, Calum juga mendorong Fraksi PKB di DPR RI untuk memperketat celah aborsi sebagaimana diatur dalam UU Kesehatan serta UU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA).
"Kita juga sudah diskusi mengenai Undang-undang Kesehatan, Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak bagaimana kita bisa memperketat ruang-ruang aborsi ini. Memang ada kasus-kasus yang sangat ekstrem di mana aborsi dilegalkan, tetapi bagaimana caranya Undang-undang ini tidak disalahgunakan," tukas Calum. (agr/rpi)
Load more