Indraputra menceritakan, ibunda WR Soepratman telah meninggal dunia, ketika pahlawan nasional itu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Ketika itu, usia WR Soepratman saat ditinggal ibunya masih sekitar 11 tahun.
“Kemudian pada tahun 1914-1924 Wage Rudolf Soepratman dibawa ke Makasar oleh ibu Roekiyem Soepratijah (kakak tertua Wage Rudolf Soepratman) yang bersuamikan Van Eldik untuk tinggal bersama mereka, dibesarkan dan dibimbing serta diberi dukungan dalam pendidikan dan seni,” katanya.
Sementara itu, panasihat hukum keluarga ahli waris Yayasan Wage Rudolf Soepartman.
Ali Yusuf mengatakan, apa yang dilakukan bapak Antony C Hutabarat dan Ibu Augistiani merupakan penghormatan nyata kepada pahlawan nasional. Apa yang dilakukan keduanya patut diapresiasi, karena telah menyelamatkan generasi mudah dari informasi yang menyesatkan tentang pribadi Pahlawan Nasional.
Karena, kata Ali jika tidak ada tekad kuat dari beliau maka sejarah dan riwayat hidup Pahlawan Nasional Wage Rudolf Soepartaman sampai sekarang menjadi tidak jelas.
Dengan kegigihan menjalankan amanah, beliau berhasil memperbaiki informasi yang salah dan melengkapi informasi yang kurang tentang sejarah hidup Wage Rudolf Soepartman.
Load more