Sejarah Hidup WR Soepratman Semestinya Dibacakan Sebelum Pemutaran Lagu Indonesia Raya, Begini Alasan Keluarganya
- istimewa
Indraputra mengatakan, Roekiyem Soepratijah adalah kakak tertua dari WR Soepratman memiliki peran penting dalam perjalanan hidup dan karier dari Wage Rudolf Soepratman.
Roekiyem Soepratijah menekankan sesama keluarga besar ahli waris dan keturunan WR Soepratman, harus peduli akan pentingnya sejarah perjuangan bangsa Indonesia dengan menghormati para pahlawan, dan menjaga warisan sejarah agar tidak terlupakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Indraputra menceritakan, ibunda WR Soepratman telah meninggal dunia, ketika pahlawan nasional itu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Ketika itu, usia WR Soepratman saat ditinggal ibunya masih sekitar 11 tahun.
“Kemudian pada tahun 1914-1924 Wage Rudolf Soepratman dibawa ke Makasar oleh ibu Roekiyem Soepratijah (kakak tertua Wage Rudolf Soepratman) yang bersuamikan Van Eldik untuk tinggal bersama mereka, dibesarkan dan dibimbing serta diberi dukungan dalam pendidikan dan seni,” katanya.
Sementara itu, panasihat hukum keluarga ahli waris Yayasan Wage Rudolf Soepartman.
Ali Yusuf mengatakan, apa yang dilakukan bapak Antony C Hutabarat dan Ibu Augistiani merupakan penghormatan nyata kepada pahlawan nasional. Apa yang dilakukan keduanya patut diapresiasi, karena telah menyelamatkan generasi mudah dari informasi yang menyesatkan tentang pribadi Pahlawan Nasional.
Karena, kata Ali jika tidak ada tekad kuat dari beliau maka sejarah dan riwayat hidup Pahlawan Nasional Wage Rudolf Soepartaman sampai sekarang menjadi tidak jelas.
Dengan kegigihan menjalankan amanah, beliau berhasil memperbaiki informasi yang salah dan melengkapi informasi yang kurang tentang sejarah hidup Wage Rudolf Soepartman.
“Buku dan silsilah keluarga yang dibuat Bapak Anthony C Hutabarat merupakan warisan bagi generasi muda yang cinta terhadap literasi sejarah pahlawannya," imbuhnya.(lgn)
Load more