Jakarta, tvOnenews.com - Renaldi (25) yang akrab disapa Aldi, nama ini belakangan viral dan mencuat di media sosial hingga media massa.
Pasalnya, Aldi menjadi saksi di sidang Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal di Pengadilan Negeri Cirebon pada Selasa (30/7/2024).
Momen sidang saat itu, ketika Aldi menyampaikan kesaksiaannya, sontak publik menyoroti dirinya.
Pasalnya, sambil menceritakan kesaksiannya, Aldi tak bisa membendung air matanya.
Hal ini tak lain karena teringat perihnya dan pahitnya ketika dirinya alami penyiksaan dari oknum polisi saat ditangkap pada kasus pembunuhan Eky dan Vina Cirebon tahun 2016 silam.
Bahkan, darah Aldi mendidih bila mengingat kejadian pada saat dirinya mengalami penyiksaan.
Amarah Aldi itu disampaikan melalui salah satu kuasa hukum Saka Tatal, Ardi.
"Dia (Aldi) benar-benar ngomong kemarin di mobil saya. Aldi udah kalap teringat kembali memori masa lalu," kata Ardi seperti dikutip dari Youtube @FactualNews77 yang tayang pada Jumat (2/8/2024).
Bahkan, kata Ardi, dia ingin berduel dengan Iptu Rudiana demi menuntaskan dendamnya.
Dendam terhadap Iptu Rudiana ingin diselesaikan dengan berduel di atas ring tinju.
"Bahkan, dia ngomong, 'Nyari ke mana ya pak, saya mau cari ring (tinju)'.'Maksudnya cari ring apa? Saya mau cari ring, saya mau fight dengan Pak Rudiana'," beber Ardi menirukan percakapannya dengan Aldi saat itu.
Seperti diberitakan, penangkapan Aldi bermula ketika dia bersama Saka Tatal baru pulang dari mengisi bensin motor.
Ketika hendak masuk ke gang rumahnya samping SMPN 11 Cirebon, kedua remaja itu dicegat oleh polisi.
Polisi seketika menangkap lalu memukuli Aldi dan Saka.
"Saya ditangkap sama Saka," ujarnya saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Cirebon pada Selasa (30/7/2024).
Aldi dan Saka bingung alasan mereka ditangkap.
Dia sudah melihat lebih dulu Kakaknya, Eka Sandi bersama lima rekan lainnya juga ditangkap.
Mereka bernama Jaya, Supriyanto, Eko Ramdhani, Hadi Saputra dan Sudirman.
Semuanya warga Kampung Saladara, Kecamatan Kesambi, Cirebon.
"Pak Rudiana dan rekan-rekannya (yang menangkap), ada tiga orang. Dia (Rudiana) pakai kemeja," ucap Aldi.
Rudiana, yang merupakan ayah almarhum Eky, saat itu menjabat sebagai Kepala Unit Satuan Narkoba Kepolisian Resor Cirebon Kota.
Aldi mengaku tak diperlihatkan surat penangkapan. Mereka lalu dibawa dengan mobil ke Polres Cirebon Kota.
"(Kami) Disuruh jalan bebek. Banyak polisi di situ pada baris, ngadang kita. Ada yang ditendang, dipukul, ada yang diinjak. Ya, diperlakukan udah kayak binatang aja," cerita Aldi.
Penyiksaan terhadap mereka di kantor polres amat sadis.
Mata dan wajahnya diberi balsem, kepalanya dipukul gembok ketika baru mau masuk penjara, bahkan dipaksa menenggak segelas air kencing.
"Semuanya harus minum. Habis minum air kencing, semua ditabokin," kata Aldi.
Bahkan penderitaan yang dialami Aldi dan lainnya tak sampai di situ. Ia juga sempat disetrum dengan alat khusus.
Begitu juga rekan yang lain. Penyiksaan itu menurutnya berlangsung dari pukul 17.30 WIB sampai 24.00 WIB.
"Saya tuh masuk (penjara) berdarah, sampai kayak di neraka. Saya sudah ngerasa di neraka (tingkat) satu," lanjutnya menceritakan.
Aldi juga mengaku diancam ditembak agar mengaku terlibat pembunuhan Vina dan Eky.
"Masih mending ditembak mati semua jeh daripada kamu hidup. Ada polisi ngomong kayak gitu," beber Aldi.
Polisi melakukan penyiksaan tersebut agar Aldi dan tujuh orang lainnya mengakui terlibat pembunuhan Vina dan Eky.
Selain itu, mereka juga dituduh sebagai anggota geng motor.
Kemudian, Aldi akhirnya dibebaskan setelah enggan mengikuti paksaan polisi. Selain itu, Sudirman juga tak menyebut namanya.
Dari mulut Sudirman keluar nama-nama terduga pelaku, kecuali Aldi.
"Sudirman (yang mengakui). Kalau Sudirman, orangnya kayak 'orang kurang'. Belum diapa-apain, iya lagi-iya lagi," ceritanya. (aag)
Load more