Fakta Mencengangkan soal Helikopter Jatuh di Bali, Pilot: Saya Melihat Layangan
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Sebuah helikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) sekitar pukul 14.45 WITA, masih menyita perhatian publik.
Bahkan, menjadi pertanyaan sebagian publik soal penyebab helikopter tersebut bisa terjatuh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono bocorkan fakta mencengangkan soal insiden helikopter tersebut bisa terjatuh.
Kata dia, pilot helikopter Bell 505 bernama Kapten Dhedy Kurnia Sentosa sempat melihat layangan di ketinggian 1000 feet atau 304,8 meter.
Bahkan, Hartono menceritakan, bahwa ia tidak mengetahui apakah helikopter itu terlilit tali layangan di luar area Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Akan tetapi, yang jelas pilot sempat melihat layang-layang di ketinggian 1000 feet.
"Terus terang kami belum tahu ya (apakah terlilit di area luar itu). Tapi pilotnya menyampaikan begitu di 1000 feet tersebut dia melihat layang-layang di atas dia," ujar dia, saat konferensi pers di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (20/7).
Lanjutnya mengatakan, saat melihat layang-layang tersebut pilot mengaku sempat telat menghindari layang-layang. Dia menduga baling-baling terlilit benang layang-layang.
"Informasinya dari beliau kayaknya beliau sudah terlambat, begitu melihat layang-layang sudah terlambat yah udah, ternyata helikopternya sudah enggak bisa dikendalikan dan jatuh," bebernya.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan bahwa memang berdasarkan fakta di lapangan baling-baling helm terlilit tali layang-layang.
"Berdasarkan fakta kejadian memang seperti itu. Saya sudah lihat langsung di lokasi kejadian dan ternyata memang kita lihat tali layang-layang kan di tail rotor," jelasnya.
Sementara, terkait informasi bahwa helikopter tersebut sempat terbang rendah di ketinggian 900 MDPL, menurutnya bahwa yang pasti helikopter tersebut sudah mempunyai flight plan.
"Kalau dibilang terbang rendah, kalau persyaratannya visual sebenarnya masih diperbolehkan dengan ketinggian tersebut. Tapi yang pasti helikopter tersebut terbang sudah mempunyai flight plan yang sudah diberikan izin AirNav Indonesia untuk terbang di ketinggian tersebut. Memang hanya 1000 feet yang di-request ke AirNav Indonesia," ungkapnya.
Load more