Pertahanan Indonesia-Turki Bakal Makin Mesra, Wamenhan Herindra Pastikan Sejumlah Poin Pertukaran Teknologi Perkuat Tanah AIr
- ANTARA
Memanfaatkan perkembangan teknologi Turki, selain kerja sama PT Pindad dengan FNSS dalam joint production untuk pengadaan 18 unit Medium Weight Tank ”Harimau”, kerja sama lainnya yakni kerja sama PT DI dan TUSAS dalam pengadaan 12 unit drone ANKA.
Selain itu, telah didirikan juga perusahaan joint venture antara kedua negara yaitu PT TUSAS Indonesia di Bandung.
Industri pertahanan Turki mengalami perkembangan yang pesat baik dalam hal kualitas maupun ukuran. Pada 2023, Turki mengekspor 230 produk pertahanan ke 185 negara.
Bagi Turki sendiri, sektor pertahanan merupakan sektor unggulan di mana pengelolaan industri pertahanan diarahkan untuk menjaga dan mengamankan integritas dan kedaulatan wilayah di tengah lingkungan strategis yang sangat dinamis di kawasan.
Pengembangan industri pertahanan Turki diarahkan menuju kemandirian industri pertahanan. Sedikitnya, 80 persen industri pertahanan Turki merupakan produksi dalam negeri.
Selain itu, tujuh industri pertahanan Turki masuk dalam Defense News Magazine 2023, Aselsan, Turkish Aerospace Industries, BMC, Roketsan, STM, FNSS dan Havelsan- bergerak di bidang Military Fixed-Wing Aircraft, Naval Vessels dan Surface Combatants, Military Rotorcraft, Military Land Vehicles, Missiles and Missile Defense Systems, dan Submarines.
Turki juga saat ini merupakan produsen utama dunia dalam pesawat nirawak dengan pemain utama yaitu Baykar Technology, produsen drone tempur, Bayraktar, yang telah teruji di berbagai medan pertempuran.
Secara statistik tahun 2023, omzet sektor industri strategis Turki sekitar 11 miliar dolar AS, investasi riset dan pengembangan sebesar 2,1 miliar dolar AS, dan nilai ekspor tahunan sebesar 5,5 miliar dolar AS.
Sementara itu, volume proyek industri strategis Turki sejauh ini mencapai 860 proyek dengan nilai sebesar 83 miliar dolar AS, proyek dalam status kontrak sebesar 62 miliar dolar AS, dan sebesar 21 miliar dolar AS dalam status negosiasi.
Ekosistem pengembangan industri pertahanan Turki menerapkan konsep triple helix, yaitu terdiri dari peran pemerintah-industri-universitas, yang berjalan cukup baik dari hulu ke hilir.
Ekosistem tersebut menyangkut kebijakan pemerintah yang suportif, keberadaan Sekretariat Industri Pertahanan sebagai pemangku kepentingan utama, institusi di bawah Kemenhan Turki dan kantor Presiden Turki yang bertugas mengatur industri pertahanan dan ketersediaan teknologi militer, keberadaan rantai pasok industri pertahanan dalam negeri, keberadaan ratusan pusat riset dan pengembangan termasuk teknopark, serta kebijakan ekspor dan pengadaan yang menguntungkan.(ant/lgn)
Load more