Jakarta, tvOnenews.com - Anak perempuan merupakan mahkota sang ayah. Maka wajar, bila sang ayah akan menangis bila putrinya dizalimi pria hidung belang sampai hamil.
Hal inilah yang terjadi pada Rokim (39), yang merupakan ayah dari santriwati berusia 16 tahun, dan telah hamil serta dinikahi pengurus pondok pesantren (Ponpes) tanpa izinya.
Hatinya hancur, hingga ia tak bisa berakata-kata, ketika ia mendengar putrinya yang masih berusia 16 tahun hamil dan dinikahi pengurus Ponpes tanpa izinnya.
Ironisnya lagi, sang anak tak pernah bercerita terutama soal pernikahan kepada dia.
"Awalnya, tetangga ramai bilang anak saya hamil, saya kaget kan enggak pernah saya nikahkan. Setelah saya tanya ternyata memang tidak hamil," ungkap Rokim seperti yang dikutip pada Senin (1/7/2024)
Dari kabar itu, Rokim pun penasaran, hingga mencari tahu informasi mengenai dugaan penikahan yang melibatkan anaknya.
Ternyata, diketahui bahwa putrinya itu mengenal pengurus pesantren sebab acap kali mengikuti pengajian yang diadakan oleh pelaku di tempat tinggalnya.
"Saya tahunya karena ramai diisukan anak saya hamil, padahal saya tidak pernah menikahkan dia, selama ini dia juga tidak pernah bercerita," ujar Rokim di Mapolres Lumajang, Kamis (20/6/2024).
Hingga akhirnya Rokim melaporkan Erik ke Polres Lumajang, pada Selasa (14/5/2024).
Rokim mengungkapkan, awal perkenalan putrinya dengan Muhammad Erik terjadi karena sang buah hati sering mengikuti majelis pengajian yang diadakan Muhammad Erik.
"Anak saya tidak mondok di sana, mungkin tahunya karena anak saya sering ikut majelisan," ungkapnya.
Kepada Rokim, korban pun mengaku diiming-imingi diberi uang sebesar Rp 300.000 dan akan dibahagiakan.
Bujuk rayu itu yang terus dilancarkan terduga pelaku, lama-lama membuat sang gadis luluh dan bersedia dinikahi.
"Ngakunya dijanjikan mau disenengin dan dikasih uang Rp 300.000," ucap Rokim.
Meski telah dinikahi, korban dan Erik, tidak pernah tinggal satu rumah.
Terduga pelaku hanya memanggil korban saat hendak menyalurkan hasratnya. Setelah itu dipulangkan.
Anehnya, Erik, tidak pernah menyetubuhi korban di rumahnya.
Ia menggunakan rumah seseorang berinisial V yang letaknya tidak jauh dari rumah Erik.
Korban juga selalu dijemput oleh orang suruhan Erik, berinisial M.
Kini, baik V dan M kabarnya sudah diperiksa sebagai saksi oleh polisi.
"Jadi kalau anak saya mau ke sana pasti ada yang jemput terus ada yang ngantar pulang," ujarnya.
Sementara itu, Erik mengaku mengetahui bahwa dirinya dilaporkan oleh orangtua korban ke polisi.
Namun, Erik tidak ingin berkomentar lebih lanjut perihal laporan terhadap dirinya.
Menurutnya, ia telah menyerahkan sepenuhnya kepada kuasa hukum untuk memberikan penjelasan kepada publik.
Akibat perbuatannya, korban saat ini mengalami trauma.
"Harapannya ditangkap, dihukum setimpal, anak saya sudah diambil, dia sekarang trauma enggak mau ketemu orang, takut," pungkasnya. (aag)
Load more