Heboh Jemaah Haji Khusus Terlantar, DPR Minta Pemerintah Tindak Biro Travel Bermasalah
- Khairul Umam/Media Center Haji 2024
Jakarta, tvOnenews.com - Tim Pengawas Haji DPR RI menemukan adanya rombongan jemaah haji plus yang mengaku ditipu oleh biro haji yang mengurus perjalanan mereka.
Mereka tidak memperoleh fasilitas bus dan tidak mendapatkan tenda ketika wukuf di Arafah maupun saat mabit di Mina.
Anggota Timwas DPR RI Wisnu Wijaya mengatakan pihaknya mencatat semua laporan tersebut sebagai temuan Timwas DPR.
Secara teknis, pihaknya telah mengoordinasikan dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan pengambil kebijakan di Kementerian Agama.
“Kami meminta kepada Kementerian Agama untuk mengevaluasi besar-besaran para pihak biro travel pengelola perjalanan haji. Kemenag harus bertindak tegas dengan mencabut izin operasional biro-biro haji umrah yang nakal,” tandas anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).
Sebelumnya, akibat biro travel yang tidak amanah, para jemaah haji khusus tersebut terkatung-katung di Tanah Suci tanpa pelayanan. Bahkan mereka pernah tidak mendapatkan jatah makan hingga mengais makanan sisa dari jemaah lain.
“Di Mina ini kami tidak disewakan tenda, Pak. Padahal dari biro menjanjikan kami dapat akomodasi di Mina. Kami sempat bolak-balik dari hotel kami di Aziziyah menuju Mina selama dua malam. Sekarang kami tidak kuat lagi. Kemarin kami sempat terdampar istirahat di dekat Jamarat karena tidak ada tenda yang kami tuju di Mina. Sekarang ini kami ke Mina karena mendapatkan bantuan atau solusi,” ungkap seorang jemaah haji plus yang tak mau disebutkan namanya itu.
Jemaah haji khusus asal Jakarta itu merasa sudah ditipu oleh biro travel yang mengurus perjalanan ibadah hajinya. Tak hanya terbengkalai di Mina, di Arafah pun mereka terlunta-lunta. Pihak biro tidak menyewakan bus resmi maktab untuk mereka seperti yang dijanjikan.
“Kami dijemput di luar waktu normal. Pihak biro bilangnya itu bus maktab. Padahal di badan bus tidak ada nomor identitas maktab. Tidak ada scan kartu Nusuk jemaah, pintu bus juga tidak disegel. Ternyata benar, bus yang kami tumpangi tidak bisa memasuki area penjagaan karena bukan bus resmi. Terpaksa kami harus menempuh 5 jam perjalanan ke Arafah karena bus kami beberapa kali tidak boleh masuk ke kawasan maktab oleh polisi,” bebernya.
Load more