Jakarta, tvOnenews.com - Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri menyoroti laporan Iptu Rudiana yang janggal jika dihubungkan dengan hasil visum jasad Vina dan Eky.
Diketahui, Iptu Rudiana adalah ayah kandung Eky, yang melaporkan kasus kematian Vina dan anaknya ke polisi pertama kali.
Di dalam laporannya, Iptu Rudiana mengatakan bahwa Vina dan Eky mengalami luka tusuk dan meninggal di TKP.
Laporan tersebut diberikan pada tanggal 31 Agustus 2016, selang sekitar 4 hari setelah peristiwa tanggal 27 Agustus 2016.
Saat itu, Rudiana melaporkan dugaan pembunuhan karena curiga jasad Vina dan Eky tidak terlihat seperti kecelakaan.
Padahal, saat itu hasil autopsi belum keluar tentang luka tusuk dan lainnya.
Sementara, ternyata hasil autopsi hanya mengatakan tentang kematian tidak wajar, tanpa dijelaskan apakah karena kecelakaan atau pembunuhan.
"Di dalam berkas yang saya baca, kesimpulan akhirnya hanya kematian tidak wajar, tetapi tidak terjelaskan apakah kematian tidak wajar akibat dari kecelakaan kah, bunuh diri kah, atau perbuatan orang lain," kata Reza Indragiri, di televisi swasta, dikutip Kamis (20/6/2024).
Reza mempertanyakan darimana Rudiana mengetahui bahwa terjadi pembunuhan, bukan kecelakaan atau tindakan kematian tidak wajar lainnya.
"Ketika autopsi dilakukan, dokter lagi-lagi tidak ada yang mengatakan bahwa almarhum Eky meninggal akibat tusukan, tidak ada. Bahkan, dokter menulis bahwa almarhum Eky meninggal akibat trauma tumpul, trauma tajam pun tidak," kata dia lagi.
Sementara itu, pada jasad Vina memang ditemukan beberapa luka akibat trauma tajam, di bagian punggung telapak tangan dan daerah pipi.
"Kenapa pada tanggal 31 Agustus, Rudiana sudah melaporkan bahwa kedua korban ditusuk meninggal di TKP?" ujar Reza menambahkan. (iwh)
Load more