Jakarta, tvOnenews.com - Belakangan masyarakat dibuat geger dengan adanya buku bermuatan konten seksual dan kekerasan dalam Sastra Masuk Kurikulum, program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).
Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan agar Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk tidak ugal-ugalan.
"Bukan sekali dua kali ada kegaduhan keluar dari kementerian yang menaungi pendidikan. Mengeluarkan kebijakan atau program yang mengundang kontroversi sampai banyak dikritik dan diprotes, baru berhenti atau direvisi," kata Ledia, dikutip Jumat (31/5/2024).
Ia menilai, adanya muatan konten seksual dan kekerasan dalam buku Sastra Masuk Kurikulum adalah tindakan yang kebablasan dari Kemendikbudristek.
Program Sastra Masuk Kurikulum menyodorkan deretan rekomendasi buku sastra kalangan SD sampai SMA.
Di antara ratusan buku yang menjadi rekomendasi oleh Kemendikbudristek, ada yang buermuatan konten seksual, sadis, bahkan penyimpangan seksual atau LGBT.
Hal ini langsung menuai protes dari berbagai lapisan masyarakat.
Rekomendasi tersebut pun langsung dinyatakan akan ditarik dan direvisi oleh Kemendikbudristek.
"Saya mencermati panduan rekomendasi buku sastra ini satu demi satu dan merasa muak melihat sebagian isinya," kata Ledia.
"Sungguh tidak habis pikir, bagaimana muatan buku yang menggunakan diksi-diksi vulgar terkait kesadisan, seksual, dan penyimpangan seksual bisa dijadikan bagian dari buku pendidikan yang akan dikonsumsi anak sekolah," kata dia menambahkan.
Karya seni memang sebuah refleksi imajinatif penulis yang bebas, namun bukan berarti mengungkapkan ekspresi hawa nafsu tanpa batas. (iwh)
Load more