Aryanto mengungkap polisi sempat menguburkan status DPO yang disematkan kepada tiga pelaku pembunuhan tersebut.
Menurutnya status DPO dicabut polisi, usai lima pelaku pembunuhan mencabut keterangannya terkait ketiga nama itu.
"Jadi DPO itu dibikinnya tahun 2016 itu berdasarkan pengakuan lima orang ini. Ketika perkara itu dilimpahkan ke Polda, ini (5 orang terpidana-red) mencabut. Mencabutnya karena apa, karena ancaman, ancaman orang di luar katanya gitu," ungkap Aryanto.
"Dengan dicabutnya pengakuan bahwa 3 orang terlibat maka gugurlah daya untuk menjadi DPO itu, polisi enggak ngejar lagi selesai juga urusannya," sambungnya.
Aryanto menjelaskan pengejaran kembali dilakukan polisi usai adanya Desakan publik dalam pengungkapan kasus tersebut.
Desakan publik dinilai Aryanto bersumber dari cara pandang yang menyudutkan polisi dalam pengusutan kasus pembunuhan Vina dan Eky.
"Nah munculnyakan karena framing, framing oleh itu. Jadi gini ya, kalau saya yang meneliti sebagai inteligensi, ini ada suatu framing untuk bikin supaya polisi itu konyol lah enggak bisa apa-apa," ungkapnya.
Kasus pembunuhan terhadap Vina dan Eky terjadi pada Agustus 2016 dengan pelaku geng motor di Cirebon, Jawa Barat.
Load more