Jakarta, tvOnenews.com - Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag) Anna Hasbie mengamuk terhadap tingginya angka keterlambatan penerbangan pesawat jemaah haji pada pekan pertama, terutama oleh Maskapai Garuda Indonesia.
Dia menyesalkan dengan angka tinggi keterlambatan Maskapai Garuda Indonesia tersebut.
“Satu pekan pertama, prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%,” ujar Anna Hasbie dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Dia menjelaskan dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan.
"Ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki,” ungkapnya.
Kemenag selanjutnya akan melakukan evaluasi satu pekan penerbangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci.
Adapun, pemberangkatan jemaah haji Indonesia sudah berlangsung satu pekan.
Kelompok Terbang (kloter) pertama pada sejumlah embarkasi diberangkatkan pada 12 Mei 2024.
Terhitung saat ini ada 152 kloter yang sudah diterbangkan dari Tanah Air ke Tanah Suci.
Indonesia tahun ini mendapat kuota 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
Jemaah haji reguler diterbangkan dengan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
Maskapai pertama akan memberangkatkan 109.072 jemaah yang tergabung dalam 294 kloter.
Sisanya, 260 kloter diterbangkan dengan Saudia Airlines.
“Untuk Saudia Airlines, dalam sepekan ini mengalami keterlambatan pemberangkatan hingga 18,06% dari total 72 penerbangan. Total keterlambatan mencapai empat jam tujuh menit. Saya harap peristiwa keterlambatan bisa terus ditekan,” kata Anna.
Sementara, Direktur Layanan Haji dalam Negeri Saiful Mujab menambahkan keterlambatan paling lama Garuda Indonesia sampai tiga jam 50 menit, dan belum termasuk sejumlah penerbangan yang dimintakan perubahan jadwal oleh pihak Garuda Indonesia.
“Dalam sepekan ini ada beberapa perubahan jadwal, antara lain kloter pertama Embarkasi Solo atau SOC-01 dan kloter enam Embarkasi Makassar atau UPG-06 yang terdampak kerusakan mesin pesawat Garuda Indonesia yang akan memberangkatkan UPG-05. Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama adalah 47 menit,” terang Saiful.
Saiful berharap Garuda Indonesia dan Saudia Airlines mematuhi komitmen dan kontrak kerja untuk memberangkatkan jemaah haji Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan.
Sebab, keterlambatan keberangkatan, apalagi hingga hitungan jam dan bahkan sampai terjadi perubahan jadwal, hal itu akan berampak pada penyiapan beragam layanan di Madinah maupun Makkah, baik transportasi, akomodasi, termasuk juga katering.
“Keterlambatan penerbangan juga berpotensi menjadikan jemaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu,” tandasnya.(lkf)
Load more