Selain itu, lanjut dia, BKKBN juga diamanahkan melakukan kampanye pencegahan stunting, yakni kondisi tumbuh kembang anak yang tidak normal.
"Kampanye pencegahan stunting bertujuan untuk menyiapkan keluarga berkualitas, dimulai dari penyiapan remaja. Remaja perlu disiapkan sejak dini agar terhindar dari pergaulan bebas, Napza dan risiko lainnya," tuturnya.
Dalam kunjungan tersebut, Hasto juga mengisahkan bahwa dirinya pernah bertugas sebagai tenaga kesehatan di daerah Kahala dan Melak, Kalimantan Timur, selama lima tahun bersama sang istri.
"Pada zaman itu, ketersediaan obat terbatas jenisnya. Sebagai tenaga kesehatan, tentu saya perlu menyiasati kondisi tersebut. Di samping membantu mengobati, saya juga memberikan edukasi kesehatan agar mudah dipahami pasien," kisahnya.
Kehadiran Hasto disambut dengan hangat oleh pengasuh pondok pesantren As Salam, KH. Arief Heri Setyawan, didampingi tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan 220 santri.
Arief menyampaikan apresiasi yang tinggi pada Kepala BKKBN atas perhatiannya terhadap Kutai Barat di mana dulu Hasto pernah bertugas.
Pada acara tersebut juga diserahkan bantuan untuk mendukung program edukasi pencegahan stunting kepada pengelola pesantren. (ant/aag)
Load more