Mengerikan, Polisi Ungkap Detik-detik Senior STIP Habisi Juniornya, Ternyata Dihabisi Secara Brutal, Bibir Hingga Perut Pendarahan
- ANTARA/Mario Sofia Nasution/am
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, ketiga tersangka baru tersebut merupakan taruna tingkat dua STIP berinisal AK, WJP, dan FA.
Tersangka FA merupakan taruna yang berperan memanggil korban turun dari lantai tiga ke lantai dua.
"Woi...tingkat satu yang memakai PDU, sini," kata Kombes Pol Gidion menirukan tersangka, saat jumpa pers, Rabu (8/5/2024).
Gidion menjelaskan, tersangka FA juga berperan sebagai pengawas saat pelaku utama TRS melakukan kekerasan eksesif kepada korban.
Hal itu terbukti dari kamera pengawas dan keterangan sejumlah saksi.
Kemudian tersangka WJP berperan saat proses kekerasan terjadi pada korban dengan mengucapkan, "jangan malu-malu ini JPDM kasih paham".
Lalu, saat korban dipukul, tersangka WJP juga mengatakan "bagus tidak raderest" atau artinya masih kuat.
"Ada kata-kata yang hidup dalam kehidupan mereka di kampus saja dan ini yang coba kami urai menggunakan ahli bahasa," ujar Gidion.
Kemudian untuk tersangka ketiga AK berperan menunjuk kepada korban saat dilakukan kekerasan.
"Pelaku ini juga mengucapkan kata, adikku aja ini mayoret terpercaya," kata dia.
Gidion menambahkan, penetapan tiga tersangka baru itu berdasarkan hasil pengembangan penyidikan pihak kepolisian.
Ketiga pelaku dijerat Pasal 351 ayat 3 Pasal 55 juncto 56 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun.
"Ketiganya turut serta dalam melancarkan aksi pidana ini terjadi," kata dia.
Selain itu, Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan bahwa taruna tingkat dua STIP berinisial TRS sebagai pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban taruna tingkat satu STIP bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal pada Jumat (3/5/2024).
Sementara, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga telah mengunjungi rumah duka siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Putu Satria Ananta Rustika (19) yang meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024) akibat kekerasan oleh seniornya.
Dia meminta maaf kepada keluarga korban, sebab Rio, panggilan akrab korban, meninggal dunia saat menjalani pendidikan di sekolah kedinasan di bawah Kemenhub.
“Ini menjadi sangat mendalam bagi kami dan menjadi titik bahwa kami harus melakukan suatu perubahan, penting inisiatif ini kami lakukan, dan saya mohon maaf pada saat di Jakarta saya tidak bisa menemui, karena saya di luar kota,” kata dia di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).
Kehadiran Menhub di rumah duka tepat sehari sebelum upacara pengabenan untuk jenazah Putu Satria, bersama tim, dia tiba di Desa Gunaksa, Klungkung, sekitar pukul 8.30 Wita.
Saat tiba, Budi Karya langsung memeluk keluarga korban dan bersama-sama ke balai tempat jenazah Putu Satria dibaringkan.
Menteri kelahiran Palembang tersebut, kemudian duduk dan berbincang-bincang dengan keluarga korban, setelah itu memberi cenderamata serta bantuan uang dari STIP Marunda.
Selain rencana merombak sistem pendidikan di sekolah kedinasan, Menhub juga menyampaikan ke keluarga korban bahwa mereka sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan upaya hukum dan pengawalan terhadap kasus ini, sehingga pelaku mendapat hukuman setimpal.
Selain itu, Nengah Rusmini yang merupakan ibu korban menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menhub Budi Karya di tengah suasana duka tersebut.
Load more