Komandan Sesko TNI: Pertahanan IKN Berbasis Smart Defense dan Artificial Intelligence
- Istimewa
Penggunaan alutsista secara integratif dan kolaboratif. Penggunaan alutsista yang yang dapat digunakan secara lintas matra dapat memaksimalkan fungsi dan kegunaan alusista.
“Penggunaan smart defense melalui integrasi sistem dan penggunaan alusista kolaboratif dapat menciptakan efisiensi anggarn dari alutsista, menyeimbangkan penangkalan potensi ancaman dan pemberian ruang fiskal,” ungkapnya.
Samsul Rizal menjelaskan, pembangunan postur pertahanan IKN melalui smart defense, dibutuhkan pemenuhan terhadap aspek teknologi dan sumber daya manusia.
“Teknologi berperan sebagai tulang punggung dalam implementasi konsep Pertahanan 5.0 di IKN,” tegasnya.
Sementara, Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Lemdiklat Polri, Brigjen Indarto memaparkan aspek kemanan di IKN yang disebutkan sebagai pemolisian harmoni.
Ia menyebut dalam penerapan smart policing harus berorientasi pada pelayanan masyarakat dana bukan hanya aspek keamanan.
Karena ketika teknologi cerdas itu diterapkan ada isu intervensi privasi, intervensi hak-hak warga negara, dan kekhawatiran akan keamanan data.
Pemolisian harmoni, sebut Indarto, pemeliharaan keamanan yang modern dan manusiawi.
Dengan pemolisian harmoni, smart policing digabungkan dengan community policing, dimana masyarakat dilibatkan dalam menentukan pengawasan seberapa etis smart policing.
"Ada dua hal yang diterapkan, pertama partnership, kemitraan. Kedua, problem solving, pemecahan masalah masyarakt dengan konteks masalahnya,” kata Indarto.
Kerangka kerja pemolisian harmoni di IKN, jelas Indarto, ada komando terintegrasi berupa command center yang fungsinya yakni pelayanan kepolisian, pencegahan kejahatan, penegakan hukum.
“Semua teknologi high tech,” ungkapnya. (raa)
Load more