Jakarta, tvOnenews.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyebutkan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di DKI Jakarta terus melonjak. Bahkan di Jakarta Selatan mencapai 500 pasien yang terjangkit.
"Tensinya, kecenderungannya naik. Terutama di Jakarta Selatan sudah kurang lebih 500," ungkap Heru, saat ditemui di Jakarta Barat, Senin (25/3/2024).
Oleh karena itu, Heru mengimbau agar warga turut berpartisipasi menjaga lingkungan tetap bersih guna mencegah terjangkitnya nyamuk DBD.
"Maka dari itu kalau bisa masyarakat bersama-sama juga menyemprot, jaga kebersihan, baju-baju di rumah itu jangan digantung terlalu lama dan bisa bersama-sama dengan pemerintah daerah per keluarga itu mengantisipasi DBD, kecenderungannya meningkat," imbaunya.
Tidak hanya itu saja, dia mengingatkan orang tua agar senantiasa anak-anaknya ketika beraktivitas di luar rumah untuk memakai pakaian tertutup untuk menghindari sengatan nyamuk DBD.
"Jaga kebersihan, jaga anak-anak, kalau anak-anak keluar menggunakan pakaian lengan panjang, pakai celana panjang, menggunakan obat-obatan, atau pakai losion anti nyamuk," tandas dia.
Sebelumnya, Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki, kasus DBD di seluruh wilayah DKI Jakarta ada sebanyak 1.729 kasus DBD hingga 18 Maret 2024.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 562 kasus DBD ditemukan di Jakarta Barat.
“Total DBD DKI per 18 Maret 1.729 kasus. Di wilayah Jakarta Barat ada 562 kasus, kemudian di Jakarta Selatan 450 kasus,” ujar Ani dalam keterangannya, Jumat (22/3/2024).
Sebanyak 395 kasus DBD di temukan di Jakarta Timur dan 194 kasus di Jakarta Utara. Selanjutnya ada 115 kasus di Jakarta Pusat dan 13 kasus di Kepulauan Seribu.
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Selatan (Jaksel) berjumlah paling banyak di DKI Jakarta.
Hal itu diungkapkan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dikonfirmasi wartawan, Senin (25/3/2024).
“Saat ini Jaksel sudah tertinggi dibanding wilayah lain,” kata Yudi Dimyati di Jakarta, Senin (26/3/2024).
Yudi menjelaskan, kasus DBD di Jaksel saat ini sudah mencapai 221 kasus.
Kasus DBD di Jakarta Selatan menjadi yang tertinggi di antara enam wilayah DKI Jakarta lainnya, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Menurut dia, angka kasus DBD mulai meningkat pada awal Januari 2024, yakni 82 kasus. Lalu, pada Februari, kasus DBD meningkat menjadi 206 kasus, dan pada pertengahan Maret 2024 kembali melonjak menjadi 221 kasus.
Yudi menambahkan, jumlah kasus DBD pada tahun ini meningkat dua kali lipat dibanding 2023 dalam bulan yang sama.
"Jumlah kasus meningkat dua kali lipat di bulan yang sama tahun lalu, sama seperti yg disampaikan oleh Kemenkes," kata Yudi.
Terkait gejala orang mengidap DBD, menurut Yudi, hal itu diawali dengan demam tinggi.
Yudi mengimbau kepada warga yang merasakan gejala DBD agar banyak meminum air putih.
"Selain itu, menurunkan panas dengan kompres dan obat penurun panas, makan makanan bergizi dalam jumlah lebih banyak," katanya.
Berdasarkan data yang ada, kasus DBD di Jakarta Selatan berjumlah 221 kasus, disusul Jakarta Barat 219 kasus, kemudian Jakarta Timur 114 kasus, Jakarta Utara 75 kasus, Jakarta Pusat 50 kasus, dan Kepulauan Seribu dua kasus.
Selain itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa angka kasus DBD di DKI Jakarta terus melonjak.
Bahkan di Jakarta Selatan mencapai 500 pasien yang terjangkit. "Tensinya, kecenderungannya naik. Terutama di Jakarta Selatan sudah kurang lebih 500," ujar Heru, saat ditemui di Jakarta Barat, Senin (25/3/2024).
Oleh sebab itu, Heru mengimbau warga turut berpartisipasi menjaga lingkungan tetap bersih guna mencegah terjangkitnya nyamuk DBD dan bertambahnya kasus tersebut.
"Maka dari itu kalau bisa masyarakat bersama-sama juga menyemprot, jaga kebersihan, baju-baju di rumah itu jangan digantung terlalu lama dan bisa bersama-sama dengan pemerintah daerah per keluarga itu mengantisipasi DBD, kecenderungannya meningkat," imbaunya.
Sepanjang 2024 ada 316 kematian kasus DBD
Sementara, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI), Dante Saksono Herbuwono beberkan sepanjang 2024 ini tercatat ada 316 kematian. Hal ini diakibatkan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Dante bocorkan data itu pada saat rapat bersama anggota komisi IX DPR, Senin (25/3/2024).
"Di Indonesia akumulatif sampai Februari 2024 sudah 316 kematian karena dangue, ini masih cukup tinggi," pungkasnya.
Bahkan, dia menuturkan, lima (5) kabupaten/kota dengan kasus kematian tertinggi adalah Jepara, Kabupaten Bandung, Subang, Kendal, dan Blora.
Selain itu, dia menyebutkan, peningkatan kasus DBD ini dipengaruhi oleh fenomen El Nino yang terjadi, di mana nyamuk penyebab Dangue lebih ganas di suhu yang tinggi.
"Memang agak sedikit meningkat di 2024 kami prediksi juga meningkat karena perubahan curah hujan dan El Nino yang semakin lama semakin sulit diprediksi berdasarkan atas laporan dari BMKG," jelasnya.
Namun, sedangkan dari data yang sama disampaikan, provinsi Sumatera Barat menjadi provinsi sebaran kasus DBD tertinggi di Indonesia.
Kemudian, adapun hingga Februari ini jumlah kasus DBD sebanyak 38.463 kasus. Berikut daera sebaran kasus DBD di Indonesia.
Berikut sebaran kasus DBD di Indonesia berdasar provinsi:
1. Sumatera Barat
2. Sumatera Selatan
3. Lampung
4. Bengkulu
5. Jawa Barat
6. Jawa Tengah
7. Jawa Timur
8. Banten
9. Kalimantan Selatan
10. Kalimatan Timur
11. Kalimantan Tengah
12. Bali
13. NTB
14. Gorontalo
15. Sulawesi Tenggara
16. Sulawesi Barat
17. Sulawesi Selatan
18. DKI Jakarta
19. NTT
(agr/lkf)
Load more