“Partai Golkar ini adalah partai yang tua, partai besar dan kalau kita bicara mengenai pemilih pada hari ini dan pemilih di masa yang akan datang, saya kira Partai Golkar mengalami tantangan bagaimana agar partai ini bisa menjadi partai yang punya orientasi kepada anak muda dan punya tokoh yang juga berasal dari anak muda,” katanya.
Lebih jauh Qodari menyampaikan, akan sangat menarik jika Golkar memiliki tradisi baru yaitu dipimpin oleh anak muda dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka, bukan lagi dari politisi senior sebagai pucuk pimpinannya.
Dengan dipimpin anak muda, Qodari menilai peluang partai Golkar secara elektoral naik signifikan di masa depan akan terbuka lebar, melihat pengalaman Pilpres 2024 di mana pasangan Prabowo-Gibran juga begitu dominan di kalangan muda.
“Kita lihat dari berbagai survei dan exit poll bahwa memang pemilih Prabowo-Gibran itu mayoritas di semua kelompok usia tetapi khusus untuk generasi milenial dan generasi Z proporsinya jauh lebih tebal dibandingkan dengan generasi baby boomers atau generasi X, jadi itu satu indikasi menurut saya bahwa Gibran memiliki daya tarik yang sangat kuat pada anak-anak muda,” pungkasnya Qodari.
Bagi Qodari, Gibran adalah sosok yang tepat untuk memimpin Golkar karena memiliki daya magnet untuk mengatrol suara Golkar dengan paradigma dan orientasi membawa Indonesia maju di tahun 2045 mendatang.
Jadi, lanjut Qodari, kalau bicara daya tarik elektoral, maka Gibran adalah magnet bagi anak-anak muda dalam politik. Dia yakin hal itu bisa menjadi variabel penambah suara bagi Partai Golkar jika menjadikan Gibran sebagai ketua umum.
Load more