Jakarta, tvOnenews.com - Ratusan massa tiba-tiba melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan yang bertugas mengamankan rapat pleno penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat kabupaten di Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya, Senin (11/3/2024) pukul 02.30 WIT.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo mengatakan penyerangan tersebut terjadi setelah pleno tingkat kabupaten untuk distrik Wame diskorsing.
Lantas masyarakat yang berjumlah kurang lebih 200 orang memaksa masuk ke dalam kantor DPRD selanjutnya langsung melakukan penyerangan dengan menggunakan panah, kertapel dan batu terhadap personil yang melakukan pengamanan.
Adanha aksi penyerangan, aparat yang bertugas melaksanakan pengamanan langsung melakukan pembubaran dengan mengeluarkan tembakan peringatan serta gas air mata (flashball).
"Setelah massa berhasil dipukul mundur dengan menggunakan gas air mata, selanjutnya dilakukan razia terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi dan di amankan beberapa barang bukti berupa, 5 bilah Parang, 2 bilah Pisau, 5 buah busur panah beserta 66 buah anak panah, 1 buah Ketapel, 1 unit SPM dengan merek Yamaha Vixion, 1 unit SPM dengan merek Honda Beat Street dan 1 unit SPM dengan merek Honda Revo," kata Heri dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (12/3/2024).
Heri menjelaskan usai ratusan orang tersebut berhasil dibubarkan, tiba-tiba terjadi lagi penyerangan oleh massa yang menggunakan dua unit mobil Mitsubishi Strada di Kantor KPU Jayawijaya.
Bruntung, aparat berhasil digagalkan oleh personil Polres Jayawijaya dan BKO Brimob yang melaksanakan pengamanan di Kantor KPU.
"Usai kejadian tersebut kami berhasil mengamankan 14 orang yang melakukan penyerangan di Kantor DPRD dan kembali hendak melakukan penyerangan di kantor KPU dengan inisial Pdt. JK (45), TE (19), YK (33), OK (30), PW (37), NW, EW (21), SW (23), HK, YW (18), HW (18) OW (47), MK (25) dan GW (35)," imbuhnya.
Heri menjelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara massa merupakan kerabat dari salah satu Caleg dari Partai Garuda berinisial YW.
YW melakukan perintah penyerangan tersebut dengan sasaran utama adalah PPD Distrik Wame.
"Aksi penyerangan ini diduga karena salah satu Caleg tidak terima dengan hasil perolehan suara yang mana hasil suara yang diperoleh di lapangan berbeda dengan hasil pada saat pleno di Kabupaten dan ia mencurigai suara tersebut dialihkan ke Caleg lain," katanya.
Heri menyatakan saat ini situasi sudah kembali kondusif, terkait kasus ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang yang berhasil diamankan. (raa)
Load more