Jakarta, tvOnenews.com - Setelah diadakan di Jakarta, acara 'Langkah Bersama Cegah DBD' kembali digelar dengan rangkaian agenda edukasi di sekolah, publik, dan seminar.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 6.642 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 65 kasus.
Jawa Timur merupakan provinsi dengan kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi ketiga di Indonesia, setelah Jawa Barat dan Kalimantan Barat.
Diperlukan upaya berkesinambungan dalam pengendalian dan pencegahan DBD, tidak hanya 3M Plus (menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tidak terpakai.
Tak hanya itu, perlu juga memperhatikan berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk melalui obat nyamuk, fogging, dan penggunaan jaring nyamuk).
Inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada dalam mencegah demam berdarah
Melanjutkan kesuksesan 'Langkah Bersama Cegah DBD' di Jakarta, kegiatan ini juga diadakan di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Kegiatan ini adalah bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan salah satu kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta pemerintah dan pemangku kepentingan setempat, dalam upaya meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Kasus DBD/dengue masih menjadi perhatian kesehatan masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Data Kemenkes RI dalam lima tahun terakhir (2018 - 2022) mencatat, rerata kasus DBD di Indonesia mencapai sekitar 105.763 kasus dengan rerata kematian 815 kasus.
Di tahun 2023, angka kasus dan kematian akibat DBD mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 2022 dimana total kumulatif DBD tercatat 143.266 kasus dengan kematian 1.236 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, yang diwakili oleh Asik Surya, Ketua Tim Kerja Arbovirus, mengatakan bahwa berdasarkan laporan, angka kasus dan kematian akibat DBD pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022.
“Tahun lalu (2023), tercatat total kasus DBD di Indonesia sebesar 114.435 kasus dengan kematian 894 kasus. Dunia saat ini menargetkan nol kematian pada tahun 2030," kata Asik Surya.
Menurutnya hal itu tentunya tidak terlepas dari langkah-langkah intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan kasus DBD, di mana secara garis besar terdapat tiga intervensi yaitu intervensi pada lingkungan, intervensi pada vektor (nyamuk), dan intervensi pada manusia.
Intervensi pada lingkungan dapat dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk.
Sedangkan intervensi pada vektor dilakukan melalui penggunakan larvasida serta insektisida yang digunakan untuk fogging sementara pada manusia, dilakukan dengan cara intervensi inovatif melalui vaksinasi.
“Untuk itu, pemerintah terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan yang komprehensif terhadap DBD, termasuk melalui Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD."
"Serta ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ yang pada hari ini kita lakukan di Surabaya," sambungnya.
Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang diberikan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk bersama-sama memerangi DBD di Indonesia.
“Permasalahan dengue, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk peran aktif masyarakat."
"Melalui ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ kami berharap dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam memerangi DBD, serta menyukseskan target pemerintah untuk mencapai ‘nol kematian akibat dengue’ pada tahun 2030,” jelas Andreas.
Sementara itu, pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa selama ini upaya pencegahan DBD di Jawa Timur dilakukan dengan program pengendalian penyakit berbasis masyarakat yaitu PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di lingkungan lewat Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
“Program PSN dengan 3M Plus memang masih efektif, namun tidak kalah pentingnya adalah mengenali gejala penyakit sehingga tidak terlambat mendapat pertolongan medis. Karena bagaimanapun juga, semua orang bisa terinfeksi DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup."
"Untuk itu, jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam mendadak tinggi, nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri otot, atau muncul bintik-bintik kemerahan di kulit, segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," jelasnya.
"Jadi penting bagi masyarakat untuk selalu mengedepankan 3M Plus, serta mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksin,” sambung Sulvy.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin, mengingatkan pentingnya melakukan pencegahan DBD dimulai dari rumah masing-masing.
“DBD adalah penyakit yang tidak pandang bulu. Alhamdulillah saya pribadi belum pernah secara langsung terkena DBD," ucapnya.
Ia juga menceritakan suaminya yang pernah menderita DBD.
"Suami saya, Bapak Emil pernah pada saat beliau di Jepang. Tapi yang membuat saya dan keluarga sangat memperhatikan pencegahan DBD adalah cerita Papa saya dulu, bahwa beliau memiliki teman yang kehilangan satu keluarga akibat DBD."
"Padahal mereka secara konsisten melakukan 3M, dan tidak membiarkan ada genangan di manapun. Ternyata setelah cari-cari, sumbernya berada pada genangan air di belakang kulkas," jelasnya.
Sejak kejadian itu, Arumi mengaku membiasakan diri untuk selalu menerapkan 3M Plus.
"Apalagi sekarang kita sudah bisa mendapatkan pencegahan DBD yang menyeluruh, bukan hanya dari luar melalui 3M Plus, tetapi juga dari dalam dengan vaksinasi," katanya.
‘Langkah Bersama Cegah DBD’ diselenggarakan pertama kali pada tanggal 5 November 2023 di Jakarta dengan melibatkan hingga lebih dari 5.000 partisipasi masyarakat.
Acara tersebut berhasil mencatatkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai kegiatan edukasi masyarakat dengan tanda tangan komitmen terbanyak yaitu 2.500 komitmen dari masyarakat.
‘Langkah Bersama Cegah DBD’ di Surabaya menyasar 10.000 peserta, di mana kegiatan edukasi di sekolah dan edukasi publik bertepatan dengan momen car free day.
Lalu ada sesi talk show di mal yang dilangsungkan pada tanggal 1-3 Maret 2024.
Load more