Anggota Legislatif Dapil Kota dan Kabupaten Sukabumi ini mengatakan adanya perubahan komoditas tanaman yang sebelumnya singkong menjadi jagung yang ditanam dalam polybag ini, viral di media sosial X setelah diinvestigasi oleh greenpeace Indonesia dan sejumlah Organisasi Non-Pemerintah (NGO) lainnya.
Di mana berhasil mengungkapkan fakta bahwa ada upaya Kementrian Pertanian untuk menutupi kegagalan program food estate tersebut.
“Perlu diketahui bersama bahwa program food estate, yang diinisiasi dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan dan mengatasi masalah kelaparan, telah menemui berbagai tantangan dan kegagalan dalam pelaksanaannya,” ujarnya.
Program ini, kata Slamet, merupakan tanggung jawab Kementrian Pertahanan yang dikomandoi oleh Prabowo Subianto salah satu kandidat Calon presiden RI 2024-2019.
“Kegagalan program food estate juga banyak disuarakan oleh NGO yang menyatakan keprihatinan terhadap dampak lingkungan dan sosial yang timbul. NGO-NGO tersebut menyoroti kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, termasuk deforestasi dan degradasi tanah yang merugikan biodiversitas,” tutur dia.
Selain itu, lanjutnya, kurangnya keterlibatan dan partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan dan implementasi program juga menjadi perhatian serius.
“NGO menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program ini serta mendesak pemerintah untuk segera meninjau kebijakan yang dapat merugikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Slamet. (Agr/ree)
Load more